Rabu, 13 Oktober 2010

khasiat kunir putih

Saat ini jumlah penderita kanker semakin meningkat dan sebagai penyebab kematian kanker juga berada pada kuantitas yang tinggi. Umumnya penyakit kanker baru diketahui pada stadium lanjut, sehingga pengobatannya menjadi lebih sulit. Pengobatan dengan cara modern masih dirasa banyak memberikan efek samping, sedangkan prosentase keberhasilannya belum cukup maksimal, sehingga perlu ditunjang dengan pengobatan alternatif. Banyak orang tidak tahu khasiat Kunir Putih (Curcuma zedoaria) yang ternyata banyak bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bagian yang berkhasiat adalah rimpangnya karena mengandung curcumin, karbohidrat. protein, vitamin C, kalsium, fosfor, besi, turmeron, sinoel, borneol, karvon, minyak damar, gom, dan lemak.contohnya yang dialami oleh beberapa wanita terkait adanya benjolan di payudara. Setelah diberi kunir putih benjolan itu mulai mengecil. Dengan cara meminumnya setiap hari. Tetapi tidak semua jenis Kunir Putih mempunyau khasiat sebagai anti kanker.
Di masyarakat yang banyak beredar adalah Kunir Putih jenis gombyok atau jenis curcuma longa, jenis ini tidak mempunyai khasiat sebagai anti kanker.Jenis ini mempunyai ciri :
Umbinya berwarna putih ,berbentuk bintil-bintil ,air ekstraknya lengket dan pekat dan bila dijadikan bubuk akan berwarna putih.
Kunir Putih jenis ini hanya berkhasiat sebagai anti Diare dan Disentri dan tidak dapat mengobati kanker.
Kunir Putih atau curcuma zedoaria berkhasita untuk menyembuhkan penyakit kembung dan anti oksidan atau obat kanker. Khasiat anti oksidan didapat dari imunomodulator, zat ini mampu memperbanyak jumlah limfosit,meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker dan sintesis antibodi spesifik.Penggunaan kunir putih dengan diparut lalu hasil parutan diperas dan airnya diminum. Namun, salah satu dampak negatif dari kunir putih adalah mengurangi kemampuan sel darah putih.
Mencegah lebih baik daripada Mengobati ! Jaga pola hidup anda dengan istirahat dan makanan yang seimbang, serta akan lebih baik lagi jika kita mengkonsumsi Kunir Putih, karena disamping khasiatnya yang bagus untuk kesehatan, obat herbal ini juga tidak ada penambahan bahan-bahan kimia sedikitpun. Sehingga dapat membantu anda dalam mengatasi berbagai keluhan fisik yang main melemah.

Selasa, 21 September 2010

you belonge with me

you belonge with me


You're on the phone with your girlfriend, She's upset
She's going off about something that you said
She doesnt get your humour like I do

I'm in the room, its a typical Tuesday night
I'm listening to the kind of music she doesnt like
And she'll never know your story like I do

But she wears short skirts, I wear t-shirts
She's cheer captain and I'm on the bleachers
Dreaming bout the day when you wake up and find
That what you're lookin for has been here the whole time

If you could see that I'm the one who understands you
Been here all along so why can't you see?
You belong with me
You belong with me

Walkin the streets with you in your worn out jeans
I cant help thinking this is how it ought to be
Laughing on the park bench thinkin to myself
Hey isnt this easy?

And you've got a smile that could light up this whole town
I havent seen it in awhile, since she brought you down
You say you find I know you better than that
Hey, Whatcha doing with a girl like that?

She wears high heels, I wear sneakers
She's cheer captain and I'm on the bleachers
Dreaming bout the day when you wake up and find
That what you're looking for has been here the whole time

If you could see that I'm the one who understands you
Been here all along so why can't you see?
You belong with me

Standin by, waiting at your back door
All this time how could you not know that?
You belong with me
You belong with me

Oh I remember you driving to my house in the middle of the night
I'm the one who makes you laugh when you know you're about to cry
I know your favorite songs and you tell me about your dreams
I think I know where you belong. I think I know it's with me.

Can't you see that I'm the one who understands you?
Been here all along so why can't you see?
You belong with me

Standing by or waiting at your back door
All this time how could you not know that
You belong with me
You belong with me

Have you ever thought just maybe
You belong with me
You belong with me

Kamis, 16 September 2010

DONOR DARAH

Merupakan Individu atau orang yang menyumbangkan darahnya, dengan tujuan untuk membantu yang lain khususnya yang pada kondisi memerlukan suplai darah dari luar, karena sampai saat ini darah belum bisa di sintesa sehingga ketika diperlukan harus diambil seseorang/individu.

Syarat-syarat Teknis Menjadi Donor Darah :

1. Umur 17 - 60 tahun
( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter )
2. Berat badan minimum 45 kg
3. Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral)
4. Tekanan darah baik ,yaitu:
Sistole = 110 - 160 mm Hg
Diastole = 70 - 100 mm Hg
5. Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit
6. Hemoglobin
Wanita minimal = 12 gr %
Pria minimal = 12,5 gr %
7. Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.

pengambilan darah donor oleh petugas
Pengambilan Darah Donor oleh Petugas

Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:

1. Pernah menderita hepatitis B.
2. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis.
3. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi.
4. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga.
5. Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.
6. Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil.
7. Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar.
8. Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria atau profilaksis.
9. Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, tetanus toxin.
10. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic.
11. Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
12. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.
13. Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.
14. Sedang menyusui.
15. Ketergantungan obat.
16. Alkoholisme akut dan kronik.
17. Sifilis.
18. Menderita tuberkulosa secara klinis.
19. Menderita epilepsi dan sering kejang.
20. Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh balik) yang akan ditusuk.
21. Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.
22. Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril).
23. Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.

Manfaat Donor Darah

1. Dapat memeriksakan kesehatan secara berkala 3 bulan sekali seperti tensi, Lab Uji Saring (HIV, Hepatitis B, C, Sifilis dan Malaria).
2. Mendapatkan piagam penghargaan sesuai dengan jumlah menyumbang darahnya antara lain 10, 25, 50, 75, 100 kali.
3. Donor darah 100 kali mendapat penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Pemerintah.
4. Merupakan bagian dari ibadah.

DONOR DARAH

Merupakan Individu atau orang yang menyumbangkan darahnya, dengan tujuan untuk membantu yang lain khususnya yang pada kondisi memerlukan suplai darah dari luar, karena sampai saat ini darah belum bisa di sintesa sehingga ketika diperlukan harus diambil seseorang/individu.

Syarat-syarat Teknis Menjadi Donor Darah :

1. Umur 17 - 60 tahun
( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter )
2. Berat badan minimum 45 kg
3. Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral)
4. Tekanan darah baik ,yaitu:
Sistole = 110 - 160 mm Hg
Diastole = 70 - 100 mm Hg
5. Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit
6. Hemoglobin
Wanita minimal = 12 gr %
Pria minimal = 12,5 gr %
7. Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.

pengambilan darah donor oleh petugas
Pengambilan Darah Donor oleh Petugas

Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:

1. Pernah menderita hepatitis B.
2. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis.
3. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi.
4. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga.
5. Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.
6. Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil.
7. Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar.
8. Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria atau profilaksis.
9. Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, tetanus toxin.
10. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic.
11. Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
12. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.
13. Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.
14. Sedang menyusui.
15. Ketergantungan obat.
16. Alkoholisme akut dan kronik.
17. Sifilis.
18. Menderita tuberkulosa secara klinis.
19. Menderita epilepsi dan sering kejang.
20. Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh balik) yang akan ditusuk.
21. Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.
22. Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril).
23. Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.

Manfaat Donor Darah

1. Dapat memeriksakan kesehatan secara berkala 3 bulan sekali seperti tensi, Lab Uji Saring (HIV, Hepatitis B, C, Sifilis dan Malaria).
2. Mendapatkan piagam penghargaan sesuai dengan jumlah menyumbang darahnya antara lain 10, 25, 50, 75, 100 kali.
3. Donor darah 100 kali mendapat penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Pemerintah.
4. Merupakan bagian dari ibadah.

TATA CARA DONOR DARAH
Untuk terciptanya disiplin serta meminimalisasi terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan, maka terdapat juga sistem dan mekanisme dalam pelaksanaan Donor darah.

1. Donor menyerahkan kartu donornya kepada petugas transfusi bila sudah pernah donor, dan yang baru dibuatkan kartu donor
2. Donor ditimbang berat badannya
3. Donor dites golongan darahnya dan kadar haemoglobil (HB)
4. Setelah memenuhi untuk menjadi donor sesuai persyaratan diatas seperti HB normal, berat badan cukup, maka donor dipersilahkan tidur untuk diperiksa kesehatannya oleh dokter transfusi
5. Setelah memenuhi syarat (sehat menurut dokter) barulah petugas transfusi darah (AID/PTID) siap untuk menyadap (mengambil) darahnya berdasarkan berat badan (250 cc – 500 cc)
6. Setelah diambil darahnya donor dipersilahkan ke kantin donor untuk menikmati hidangan ringan berupa kopi/susu, telor dan vitamin
7. Donor kembali ke bagian administrasi untuk mengambil kartu donornya yang telah diisi tanggal penyumbang dan registrasi oleh petugas
8. Selesai (pulang)

abc
PELAYANAN TRANSFUSI DARAH
PENDAHULUAN

Strategi Palang Merah Indonesia (PMI) dalam visinya menetapkan agar dikenall secara luas sebagai organisasi kepalangmerahan dalam memberikan pelayanan kepada yang membutuhkan secara efektif dan tepat waktu dengan semangat kenetralan dan kemandirian.

Meskipun kegiatan transfusi darah sudah dirintis sejak masa perjuangan revolusi oleh PMI, namun baru melalui Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980, pemerintah menetapkan peran PMI sebagai satu-satunya organisasi yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan transfusi darah di Indonesia.. Tugas ini ditegaskan pula melalui SK.Dirjen Yan Med No. 1147/ YANMED/RSKS/1991, tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Menteri Kesehatan No. 478/Menkes/Per/1990 tentang upaya kesehatan di bidang Transfusi Darah.

Target pelayanan transfusi darah adalah berupaya memenuhi kebutuhan darah yang bermutu, aman dan mencukupi serta dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau. Kini, kegiatan tersebut dapat dilayani di 165 Unit Transfusi Darah Pembina Darah dan Cabang tingkat Propinsi dan Daerah Tingkat II, yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga sekarang jumlah darah yang terkumpul baru sekitar 0,47% dari jumlah penduduk Indonesia, idealnya jumlah darah yang tersedia adalah berkisar 1% dari jumlah penduduk Indonesia. Darah diperoleh dari sumbangan darah para donor darah sukarela maupun donor darah pengganti.
PROSEDUR TEKNIS PELAYANAN TRANSFUSI DARAH

Dalam melakukan pelayanan transfusi darah kepada masyarakat, PMI tidak hanya memfokuskan perhatiannya pada pendonor darah tetapi juga ke masyarakat yang pengguna darah. Karenanya menjadi penting untuk melakukan sosialisasi informasi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan masalah transfusi darah kepada masyarakat luas, seperti ” Bagaimana menjadi donor darah; Prosedur permintaan Darah; Pengelolaan Darah dan “service cost” (lengkapnya lihat “Serba-Serbi Transfusi Darah” )
BLOOD SCREENING ( Pemeriksaan uji saring darah)

Blood screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu tahap di dalam pengelolaan darah yang dilakukan PMI untuk mendapatkan darah yang betul-betul aman bagi pengguna darah (orang sakit). Bahkan, untuk menghindari tercemarnya darah dari HIV, pemerintah mengeluarkan surat keputusan Menkes RI No.622/Menkes/SK/VII/1992 tentang kewajiban pemeriksaan HIV pada darah yang disumbangkan donor. Pemeriksaan ini bersifat “mandatory”, namun tidak bertentangan dengan resolusi Komisi HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang yang menyumbangkan darah melainkan darah yang akan ditransfusikan (prinsip unlinked Anonymous).

Saat ini tiap Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah melakukan uji saring terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B & C dan HIV/AIDS. Apabila ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil test yang mendukung, maka dirujuk ke UTDP untuk dilakukan test ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang bersangkutan.

Berhubung tindakan selanjutnya masih di bawah wewenang Depkes, maka PMI bekerjasama dengan RSCM untuk melakukan test Western Blot yaitu pemeriksaan untuk memastikan seseorang tersebeut reaktif atau tidak. Di UTDD DKI Jakarta apabila dicurigai adanya infeksi HIV/AIDS maka dilakukan rujukan pasien ke LSM Yayasan Pelita Ilmu yang menangani Konseling dan Terapi.

Upaya kesehatan Transfusi Darah adalah upaya kesehatan yang bertujuan agar penggunaan darah berguna bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan . Kegiatan ini mencakup antara lain :pengerahan donor,penyumbangan darah, pengambilan, pengamanan, pengolahan, penyimpanan, dan penyampaian darah kepada pasien.

Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai standar yang telah ditetapkan, sehingga darah yang dihasilkan adalah darah yang keamanannya terjamin. Demikian juga dengan donornya, donor yang menyumbagkan darahnya juga tetap selalu sehat.

Kelancaran pelaksanaan upaya kesehatan transfusi darah di atas sangat terkait dengan dukungan faktor ketenagaan, peralatan, dana dan sistem pengelolaannya yang hakikatnya kesemuanya itu memerlukan biaya.

Biaya yang dibutuhkan untuk proses kegiatan tersebut diatas adalah biaya pengelolaan darah ( Service Cost) , yang pada prakteknya manfaatnya ditujukan kepada pengguna darah di rumah sakit. Penarikan service cost/biaya pengelolaan darah untuk pemakaian darah dilakukan semata-mata sebagai penggantian pengelolaan darah sejak darah diambil dari donor sukarela sampai darah ditransfusikan pada orang sakit dan bukan untuk membayar darah.

PENGGANTI PENGELOLAHAN DARAH)

Transfusi | Tata Cara | Pengelolaan | Pemakaian | PDDI | Alamat

darahUpaya kesehatan Transfusi Darah adalah upaya kesehatan yang bertujuan agar penggunaan darah berguna bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan . Kegiatan ini mencakup antara lain :pengerahan donor,penyumbangan darah, pengambilan, pengamanan, pengolahan, penyimpanan, dan penyampaian darah kepada pasien.

Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai standar yang telah ditetapkan, sehingga darah yang dihasilkan adalah darah yang keamanannya terjamin. Demikian juga dengan donornya, donor yang menyumbagkan darahnya juga tetap selalu sehat.

Kelancaran pelaksanaan upaya kesehatan transfusi darah di atas sangat terkait dengan dukungan faktor ketenagaan, peralatan, dana dan sistem pengelolaannya yang hakikatnya kesemuanya itu memerlukan biaya.

Biaya yang dibutuhkan untuk proses kegiatan tersebut diatas adalah biaya pengelolaan darah ( Service Cost) , yang pada prakteknya manfaatnya ditujukan kepada pengguna darah di rumah sakit. Penarikan service cost/biaya pengelolaan darah untuk pemakaian darah dilakukan semata-mata sebagai penggantian pengelolaan darah sejak darah diambil dari donor sukarela sampai darah ditransfusikan pada orang sakit dan bukan untuk membayar darah.

Laboratorium Unit Tranfusi Darah
Laboratorium Unit Tranfusi Darah beserta peralatannya umtuk mendapatkan darah yang aman dan siap pakai.
Pengelolaan Darah

Yang dimaksud dengan pengelolaan darah adalah tahapan kegiatan untuk mendapatkan darah sampai dengan kondisi siap pakai, yang mencakup antara lain :

* Rekruitmen donor
* Pengambilan darah donor
* Pemeriksaan uji saring
* Pemisahan darah menjadi komponen darah
* Pemeriksaan golongan darah
* Pemeriksaan kococokan darah donor dengan pasien
* Penyimpanan darah di suhu tertentu
* Dan lain-lain

Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan sarana penunjang teknis dan personil al :

* Kantong darah
* Peralatan untuk mengambil darah
* Reagensia untuk memeriksa uji saring, pemeriksaan golongan darah, kecocokan darah donor dan pasien
* Alat-alat untuk menyimpan dan alat pemisah darah menjadi komponen darah
* Peralatan untuk pemeriksaan proses tersebut
* Pasokan daya listrik untuk proses tersebut
* Personil PMI yang melaksanakan tugas tersebut

Peranan ketersediaan prasarana di atas sangat menentukan berjalannya proses pengolahan darah. Untuk itu pengadaan dana menjadi penting dalam rangka menjamin ketersediaan prasarana tersebut, PMI menetapkan perlunya biaya pengolahan darah ( service cost).
“Service Cost “

Besarnya jumlah Service Cost yang ditetapkan standar oleh PMI adalah sebesar Rp 128.500,- Namun demikian dalam prakteknya di beberapa rumah sakit, terutama swasta, jumlahnya bisa disesuaikan dengan keadaan RS-nya. oleh karena adanya kebijakan “subsidi silang”. Bagi yang tak mampu, pembebasan service cost juga dapat dikenakan sejauh memenuhi prosedur administrasi yang berlaku.

“Service cost” tetap harus dibayar walaupun pemohon darah membawa sendiri donor darahnya. Mengapa demikian? Karena bagaimanapun darah tersebut untuk dapat sampai kepada orang sakit yang membutuhkan darah tetap memerlukan prosedur seperti tersebut diatas.

Demikian pula Service Cost tetap ditarik walaupun PMI telah menerima sumbangan dari masyarakat karena hasil sumbangan masyarakat tersebut masih jauh dari mencukupi kebutuhan operasional Unit Tranfusi Darah PMI.

Rabu, 14 Juli 2010

kebangkitan nasional

Kebangkitan Nasional Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ini adalah halaman drafTerkini (belum ditinjau)
Langsung ke: navigasi, cari
Artikel ini bagian dari seri
Sejarah Indonesia
Sejarah Indonesia .png
Sejarah Nusantara
Pra-Kolonial (sebelum 1509)
Pra-sejarah
Kerajaan Hindu-Buddha
Kerajaan Islam
Zaman kolonial (1509-1945)
Era Portugis (1509-1602)
Era VOC (1602-1800)
Era Belanda (1800-1942)
Era Jepang (1942-1945)
Sejarah Republik Indonesia
Proklamasi (17 Agustus 1945)
Masa Transisi (1945-1949)
Era Orde Lama (1950-1959)
Demokrasi Terpimpin (1959-1966)
Operasi Trikora (1960-1962)
Konfrontasi Indo-Malaya (1962-1965)
Gerakan 30 September 1965
Era Orde Baru (1966-1998)
Gerakan Mahasiswa 1998
Era Reformasi (1998-sekarang)
[Sunting]

Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.
[sunting] Tokoh-Tokoh

Tokoh-tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional, antara lain yaitu :

1. Sutomo
2. Gunawan
3. Dr. Tjipto Mangunkusumo
4. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hajar Dewantara)
5. dr. Douwes Dekker

dan Lain-Lain

Logo Kebangkitan Nasional Ke 100 Tahun
[sunting] Asal Usul Kebangkitan Nasional

Selanjutnya pada 1912 berdirilah Partai Politik pertama Indische Partij. Pada tahun ini juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (Yogyakarta) dan Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.

Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis Als ik eens Nederlander was (Seandainya aku orang Belanda), 20 Juli 1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.

Saat ini, Tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Rabu, 07 Juli 2010

baby by justin beiber

Baby lyrics
Songwriters:

Ohh wooaah Ohh wooaah Ohh wooaah
You know you love me, I know you care
Just shout whenever, And I'll be there
You are my love, You are my heart
And we will never ever-ever be apart

Are we an item. Girl quit playing
"We're just friends"
What are you sayin?
said theres another and looked right in my eyes
My first love broke my heart for the first time,

And I was like
Baby, baby, baby ooh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ooh
Thought you'd always be mine, mine

Baby, baby, baby oohh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ohh
Thought you'd always be mine, mine


For you,i would have done what ever
And I just cant believe we ain't together
And I wanna play it cool, But I'm losing you
I'll buy you anything, ill buy you any ring
And I'm in pieces, Baby fix me
and just shake me til' you wake me from this bad dream

I'm going down, down, down, down
And I just can't believe, my first love won't be around

And I'm like,
Baby, baby, baby oooh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ooh
Thought you'd always be mine, mine

Baby, baby, baby oooh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ooh
Thought you'd always be mine, mine

Luda, When I was thirteen, I had my first love
There was nobody that compaired to my baby
And nobody came between us
or could ever come above
She had me going crazy
Oh I was starstruck
She woke me up daily
Don't need no Starbucks
She make my heart pound[wwwhhhooo]
and skip a beat when I see her in the street
and, At school, on the playground
But I really wanna see her on the weekend
She know she got me dazing
Cuz she was so amazing
And now, my heart is breakin'
But I just keep on sayin'

Baby, baby, baby ohh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ohh
Thought you'd always be mine, mine

Baby, baby, baby ooh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby oooh
Thought you'd always be mine, mine

(Now I'm all gone)
Yeah, Yeah, Yeah
Yeah Yeah Yeah
(Now I'm all gone)
Yeah, Yeah, Yeah
Yeah, Yeah, Yeah

(Now I'm all gone)
Yeah, Yeah, Yeah
Yeah, Yeah, Yeah
Now I'm all gone, gone, gone, ooh
I'm gone

about SWAT team

Sebuah SWAT (senjata khusus dan taktik) [1] [2] adalah sebuah tim elit paramiliter unit taktis di departemen-departemen penegakan hukum Amerika. They are trained to perform high-risk operations that fall outside of the abilities of regular officers. Mereka dilatih untuk melakukan operasi berisiko tinggi yang berada di luar kemampuan petugas biasa. Their duties include performing hostage rescues and counter-terrorism operations, serving high risk arrest and search warrants, subduing barricaded suspects, and engaging heavily-armed criminals. Tugas mereka termasuk melakukan penyanderaan menyelamatkan dan kontra-terorisme operasi, melayani penangkapan berisiko tinggi dan surat perintah penggeledahan, tersangka menundukan barikade, dan menarik-penjahat bersenjata berat. A SWAT team is often equipped with specialized firearms including assault rifles, submachine guns, shotguns, carbines, riot control agents , stun grenades, and high-powered rifles for snipers. Sebuah tim SWAT sering dilengkapi dengan senjata api khusus termasuk senapan serbu, senapan mesin ringan, senapan, karaben, kerusuhan agen kontrol , setrum granat, dan senapan bertenaga tinggi untuk penembak jitu. They have specialized equipment including heavy body armor, ballistic shields, entry tools, armored vehicles, advanced night vision optics, and motion detectors for covertly determining the positions of hostages or hostage takers inside of an enclosed structure. Mereka memiliki peralatan khusus seperti kendaraan lapis baja berat badan, perisai balistik, alat entry, kendaraan lapis baja, optik malam maju visi, dan detektor gerakan untuk diam-diam menentukan posisi pengambil sandera sandera atau dalam struktur tertutup.

The first SWAT team was established in the Los Angeles Police Department in 1968. Tim SWAT pertama didirikan di Departemen Kepolisian Los Angeles pada tahun 1968. Since then, many American and Canadian police departments, especially in major cities and at the federal and state -levels of government, have established their own elite units under various names; these units, regardless of their official name, are referred to collectively as SWAT teams in colloquial usage. Sejak saat itu, dan Kanada polisi banyak departemen Amerika, terutama di kota-kota besar dan di federal dan negara -tingkat pemerintahan, telah membentuk unit elit sendiri mereka di bawah berbagai nama, unit-unit ini, tanpa nama resmi mereka, secara kolektif disebut sebagai SWAT tim dalam penggunaan sehari-hari.
Sejarah
The LAPD SWAT was the first in the United States . The SWAT LAPD adalah yang pertama di Amerika Serikat .

The development of SWAT in its modern incarnation is usually given as beginning with reference in particular to then-inspector Daryl Gates of the Los Angeles Police Department (LAPD). Perkembangan SWAT dalam inkarnasi modern biasanya diberikan sebagai diawali dengan referensi pada khususnya untuk kemudian-Inspektur Daryl Gates dari Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD).

As far as the LAPD SWAT team's beginning, Gates explained in his autobiography Chief: My Life in the LAPD that he neither developed SWAT tactics nor its distinctive equipment. Sejauh LAPD SWAT tim awal, Gates menjelaskan dalam buku otobiografi Ketua: My Life di LAPD bahwa ia tidak mengembangkan taktik SWAT atau peralatan yang khas. Gates wrote that he supported the concept, tried to empower his people to develop the concept, and lent them moral support. [ 3 ] Gates originally named the platoon "Special Weapons Assault Team", however, due to popular protest this name was turned down by his boss, then-deputy police chief Ed Davis for sounding too much like a military organization. Gates menulis bahwa ia mendukung konsep ini, mencoba untuk memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan konsep, dan mereka meminjamkan dukungan moral. [3] Gates awalnya bernama pleton "Assault Senjata Khusus Tim" Namun, karena protes populer nama ini ditolak oleh atasannya,-deputi kepala polisi kemudian Ed Davis untuk terdengar terlalu mirip organisasi militer. Wanting to keep the acronym "SWAT", Gates changed its expansion ("explanation") to "special weapons and tactics". Ingin menjaga akronim "SWAT", Gates berubah perluasan ("penjelasan") untuk "senjata khusus dan taktik".

While the public face of SWAT was made known through the LAPD, perhaps because of its proximity to the mass media and the size and professionalism of the Department itself, the first SWAT operations were conducted far north of Los Angeles in the farming community of Delano, California on the border between Kern and Tulare Counties in the great San Joaquin Valley . César Chavez ' United Farm Workers was staging numerous protests in Delano, both at cold storage facilities and in front of non-supportive farm workers' homes on the city streets. Sementara wajah publik SWAT dibuat diketahui melalui LAPD, mungkin karena kedekatannya dengan media massa dan ukuran dan profesionalisme Departemen itu sendiri, operasi pertama dilakukan SWAT ujung utara Los Angeles di masyarakat petani dari Delano, California di perbatasan antara Kern dan Tulare besar County di San Joaquin Valley . César Chavez ' United Farm Workers adalah pementasan berbagai protes di Delano, baik di fasilitas penyimpanan dingin dan di depan pertanian pekerja mendukung non-rumah di jalan-jalan kota. Delano Police Department answered the issues that arose by forming the first-ever units using special weapons and tactics. Delano Kepolisian menjawab isu-isu yang muncul dengan membentuk unit pertama yang menggunakan senjata khusus dan taktik. Television news stations and print media carried live and delayed reportage of these events across the nation. berita stasiun televisi dan media cetak dilakukan reportase tertunda hidup dan peristiwa ini di seluruh bangsa. Personnel from the LAPD, having seen these broadcasts, contacted Delano PD and inquired about the program. Personil dari LAPD, setelah melihat siaran ini, dihubungi Delano PD dan bertanya tentang program ini. One officer then obtained permission to observe Delano Police Department's special weapons and tactics in action, and afterwards took what he had learned back to Los Angeles where his knowledge was used and expanded on to form their first SWAT unit. Satu petugas kemudian mendapat izin untuk mengamati senjata khusus Delano Kepolisian dan taktik dalam aksi, dan kemudian mengambil apa yang ia pelajari kembali ke Los Angeles di mana pengetahuannya digunakan dan dikembangkan untuk membentuk unit SWAT pertama mereka.

John Nelson was the officer who came up with the idea to form a specially trained and equipped unit in the LAPD, intended to respond to and manage critical situations involving shootings while minimizing police casualties. John Nelson adalah petugas yang datang dengan gagasan untuk membentuk khusus terlatih dan dilengkapi unit di LAPD, dimaksudkan untuk menanggapi dan mengatasi situasi kritis yang melibatkan penembakan sambil meminimalkan korban polisi. Inspector Gates approved this idea, and he formed a small select group of volunteer officers. Inspektur Gates menyetujui ide ini, dan ia membentuk kelompok pilih kecil petugas relawan. This first SWAT unit initially consisted of fifteen teams of four men each, for a total staff of sixty. Unit SWAT pertama awalnya terdiri dari lima belas tim dari empat laki-laki masing-masing, untuk staf total enam puluh. These officers were given special status and benefits. Perwira-perwira diberi status khusus dan manfaat. They were required to attend special monthly training. Mereka diharuskan untuk mengikuti pelatihan khusus bulanan. This unit also served as a security unit for police facilities during civil unrest. Unit ini juga menjabat sebagai unit jaminan untuk fasilitas polisi selama kerusuhan sipil. The LAPD SWAT units were organized as "D Platoon" in the Metro division. [ 3 ] The LAPD SWAT unit yang terorganisir sebagai "D Peleton" di divisi Metro. [3]

A report issued by the Los Angeles Police Department, following a shootout with the Symbionese Liberation Army in 1974, offers one of the few firsthand accounts by the department regarding SWAT history, operations, and organization. [ 4 ] Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Kepolisian Los Angeles, setelah tembak-menembak dengan Tentara Pembebasan Symbionese pada tahun 1974, menawarkan salah satu rekening beberapa langsung oleh departemen tentang sejarah SWAT, operasi, dan organisasi. [4]

On page 100 of the report, the Department cites four trends which prompted the development of SWAT. Pada halaman 100 laporan itu, Departemen menyebutkan empat tren yang mendorong pengembangan SWAT. These included riots such as the Watts Riots , which in the 1960s forced police departments into tactical situations for which they were ill-prepared, the emergence of snipers as a challenge to civil order, the appearance of the political assassin, and the threat of urban guerrilla warfare by militant groups. Ini termasuk kerusuhan seperti Kerusuhan Watts , yang pada tahun 1960-an memaksa departemen polisi ke dalam situasi taktis yang mereka tidak siap, munculnya penembak jitu sebagai tantangan untuk memesan sipil, munculnya pembunuh politik, dan ancaman perkotaan gerilya perang oleh kelompok militan. "The unpredictability of the sniper and his anticipation of normal police response increase the chances of death or injury to officers. To commit conventionally trained officers to a confrontation with a guerrilla-trained militant group would likely result in a high number of casualties among the officers and the escape of the guerrillas." "The ketidakpastian yang dihadapi dalam penembak dan antisipasi nya respon polisi normal meningkatkan kemungkinan kematian atau cedera pada petugas. Untuk melakukan petugas konvensional dilatih untuk konfrontasi dengan kelompok militan kemungkinan gerilya yang terlatih akan menghasilkan sejumlah besar dari korban di kalangan petugas dan melarikan diri dari gerilyawan. " To deal with these under conditions of urban violence, the LAPD formed SWAT, notes the report. Untuk menangani ini dalam kondisi kekerasan perkotaan, LAPD SWAT terbentuk, catatan laporan.

The report states on page 109, "The purpose of SWAT is to provide protection, support, security, firepower, and rescue to police operations in high personal risk situations where specialized tactics are necessary to minimize casualties." Laporan itu menyatakan pada halaman 109, "adalah Tujuan SWAT untuk memberikan perlindungan, dukungan, keamanan, senjata, dan operasi penyelamatan kepada polisi dalam situasi risiko tinggi pribadi di mana taktik khusus yang diperlukan untuk meminimalkan korban."

On February 7, 2008, a siege and subsequent firefight with a gunman in Winnetka , California led to the first line-of-duty death of a member of the LAPD's SWAT team in its 41 years of existence. [ 5 ] Pada tanggal 7 Februari 2008,, pengepungan dan pertempuran berikutnya dengan bersenjata di Winnetka , California menyebabkan kematian line-of-tugas pertama dari seorang anggota tim SWAT LAPD yang dalam 41 tahun keberadaannya. [5]
tugas SWAT
Members of the US Air Force 60th Security Forces Squadron SWAT Team, Travis Air Force Base , California, USA practice hostage rescue . Anggota US Air Force Security Forces Squadron 60 Tim SWAT, Travis Air Force Base , California, Amerika Serikat praktek penyelamatan sandera .

SWAT duties include: SWAT tugas meliputi:

* Hostage rescue Hostage rescue
* Crime suppression Kejahatan penekanan
* Riot control Riot kontrol
* Perimeter security against snipers for visiting dignitaries Perimeter keamanan terhadap penembak jitu untuk mengunjungi pejabat
* Providing superior assault firepower in certain situations, eg barricaded suspects Memberikan serangan senjata unggul dalam situasi tertentu, misalnya tersangka barikade
* Rescuing officers and citizens captured or endangered by gunfire Menyelamatkan petugas dan warga ditangkap atau terancam oleh tembakan
* Countering terrorist operations in cities Melawan operasi teroris di kota-kota
* Resolving high-risk situations with a minimum loss of life, injury, or property damage Menyelesaikan situasi berisiko tinggi dengan minimum kerugian jiwa, cedera, atau kerusakan properti
* Resolving situations involving barricaded subjects (specifically covered by a Hostage Barricade Team ) Menyelesaikan situasi yang melibatkan subyek barikade (khusus termasuk oleh Tim Barricade Hostage )
* Stabilizing situations involving high-risk suicidal subjects Menstabilkan situasi yang melibatkan subyek berisiko tinggi bunuh diri
* Providing assistance on drug raids, arrest warrants , and search warrants Memberikan bantuan dalam penggerebekan narkoba, surat perintah penangkapan , dan surat perintah penggeledahan
* Providing additional security at special events Menyediakan keamanan tambahan di acara-acara khusus
* Stabilizing dangerous situations dealing with violent criminals (such as rapists, serial killers or gangs) Menstabilkan situasi berbahaya berurusan dengan penjahat kekerasan (seperti pemerkosa, pembunuh serial atau geng)
* Armed patrols Patroli bersenjata

[ edit ] Notable events [ sunting ] peristiwa terkenal

The first significant deployment of LAPD's SWAT unit was on December 9, 1969, in a four-hour confrontation with members of the Black Panthers . Penyebaran yang signifikan pertama LAPD SWAT unit adalah pada tanggal 9 Desember 1969, dalam empat jam konfrontasi dengan anggota Black Panthers . The Panthers eventually surrendered, with three Panthers and three officers being injured. Panthers akhirnya menyerah, dengan tiga Panthers dan tiga perwira yang terluka. By 1974, there was a general acceptance of SWAT as a resource for the city and county of Los Angeles. Pada tahun 1974, ada penerimaan umum SWAT sebagai sumber daya untuk kota dan daerah Los Angeles.

On the afternoon of May 17, 1974, elements of a group which called itself the Symbionese Liberation Army (SLA), a group of heavily-armed left-wing guerrillas , barricaded themselves in a residence on East 54th Street at Compton Avenue in Los Angeles. Pada sore hari tanggal 17 Mei 1974, unsur-unsur dari kelompok yang menyebut dirinya dengan Symbionese Tentara Pembebasan (SLA), sebuah kelompok bersenjata berat- sayap kiri gerilyawan , membarikade diri mereka di asrama di East 54 Street di Compton Avenue di Los Angeles . Coverage of the siege was broadcast to millions via television and radio and featured in the world press for days after. Cakupan pengepungan disiarkan ke jutaan melalui televisi dan radio dan ditampilkan dalam pers dunia selama berhari-hari setelah. Negotiations were opened with the barricaded suspects on numerous occasions, both prior to and after the introduction of tear gas. Negosiasi dibuka dengan tersangka barikade pada berbagai kesempatan, baik sebelum dan setelah adanya gas air mata. Police units did not fire until the SLA had fired several volleys of semi-automatic and automatic gunfire at them. unit Polisi tidak menyala sampai SLA telah menembakkan beberapa tembakan tembakan semi-otomatis dan otomatis mereka. In spite of the 3,772 rounds fired by the SLA, no uninvolved citizens or police officers sustained injury from gunfire. Terlepas dari 3.772 putaran dipecat oleh SLA, tidak terlibat warga atau petugas polisi mengalami cedera dari tembakan.

During the gun battle, a fire erupted inside the residence. Selama baku tembak, api meletus di dalam rumah tinggal. The cause of the fire is officially unknown, although police sources speculated that an errant round ignited one of the suspects' Molotov cocktails . Penyebab api secara resmi tidak diketahui, walaupun sumber polisi berspekulasi bahwa putaran bandel menyalakan salah satu tersangka bom molotov . Others suspect that the repeated use of tear gas grenades, which function by burning chemicals at high temperatures, started the structure fire. Lain-lain menduga bahwa penggunaan berulang granat gas air mata, yang berfungsi oleh bahan kimia yang terbakar pada suhu tinggi, mulai struktur api. All six of the suspects suffered multiple gunshot wounds and perished in the ensuing blaze. Semua enam tersangka yang menderita beberapa luka tembak dan tewas dalam kobaran api berikutnya.
US Air Force 37th Training Wing's Emergency Services Team use a team lift technique to enter a target building during training at Lackland Air Force Base , Texas, USA. Angkatan Udara AS 37 Pelatihan Wing Layanan Darurat Tim menggunakan teknik mengangkat tim untuk memasuki sebuah bangunan target selama pelatihan di tanpa tanah Air Force Base , Texas, USA.

By the time of the SLA shoot-out, SWAT teams had reorganized into six 10-man teams, each team consisting of two five-man units, called elements. Pada waktu SLA tembak-out, tim SWAT telah direorganisasi menjadi enam tim dengan 10 orang, masing-masing tim yang terdiri dari dua unit lima orang, elemen yang disebut. An element consisted of an element leader, two assaulters, a scout, and a rear-guard. Sebuah elemen terdiri dari unsur pemimpin, dua assaulters, pramuka, dan seorang penjaga-belakang. The normal complement of weapons was a sniper rifle (apparently a .243-caliber bolt-action , judging from the ordnance expended by officers at the shootout), two .223-caliber semi-automatic rifles, and two shotguns. Komplemen normal senjata adalah senapan sniper (tampaknya menjadi 0,243-kaliber bolt-action , kalau dilihat dari persenjataan dikeluarkan oleh petugas di tembak-menembak itu), dua-otomatis kaliber senapan semi 0,223, dan dua senapan. SWAT officers also carried their service revolvers in shoulder holsters. SWAT petugas pelayanan mereka juga membawa sarung pistol di bahu. The normal gear issued them included a first aid kit, gloves, and a gas mask . Gigi yang normal mengeluarkan mereka termasuk kit pertolongan pertama, sarung tangan, dan masker gas . In fact it was a change just to have police armed with semi-automatic rifles, at a time when officers were usually issued six-shot revolvers and shotguns. Bahkan itu perubahan hanya untuk memiliki polisi bersenjata dengan senapan semi-otomatis, pada saat petugas biasanya diterbitkan enam-shot revolver dan senapan. The encounter with the heavily-armed Symbionese Liberation Army, however, sparked a trend towards SWAT teams being issued body armor and automatic weapons of various types. Pertemuan dengan Symbionese bersenjata Tentara Pembebasan-berat, namun, memicu kecenderungan tim SWAT dikeluarkan body armor dan senjata otomatis berbagai jenis.

The Columbine High School massacre in Colorado on April 20, 1999 was another seminal event in SWAT tactics and police response. The Columbine High School pembantaian di Colorado pada tanggal 20 April 1999 adalah peristiwa lain mani dalam taktik SWAT dan respon polisi. As noted in an article in the Christian Science Monitor , "Instead of being taught to wait for the SWAT team to arrive, street officers are receiving the training and weaponry to take immediate action during incidents that clearly involve suspects' use of deadly force." [ 6 ] [ dead link ] Seperti tercantum dalam sebuah artikel di Christian Science Monitor , "Alih-alih diajarkan untuk menunggu tim SWAT datang, petugas jalan menerima pelatihan dan persenjataan untuk segera mengambil tindakan saat insiden yang jelas melibatkan 'penggunaan kekuatan mematikan tersangka." [6] [ link mati ]

The article further reported that street officers were increasingly being armed with rifles, and issued heavy body armor and ballistic helmets, items traditionally associated with SWAT units. Artikel ini lebih lanjut melaporkan bahwa petugas jalanan semakin dipersenjatai dengan senapan, dan mengeluarkan baja berat badan dan helm balistik, item tradisional dihubungkan dengan unit SWAT. The idea is to train and equip street officers to make a rapid response to so-called active-shooter situations. Idenya adalah untuk melatih dan melengkapi petugas jalan untuk membuat respon cepat untuk apa yang disebut aktif-shooter situasi. In these situations, it was no longer acceptable to simply set up a perimeter and wait for SWAT. Dalam situasi ini, itu tidak lagi diterima hanya menyiapkan perimeter dan menunggu untuk SWAT.

As an example, in the policy and procedure manual of the Minneapolis , Minnesota , Police Department, it is stated, "MPD personnel shall remain cognizant of the fact that in many active shooter incidents, innocent lives are lost within the first few minutes of the incident. In some situations, this dictates the need to rapidly assess the situation and act quickly in order to save lives." [ 7 ] Sebagai contoh, dalam kebijakan dan prosedur manual dari Minneapolis , Minnesota , Kepolisian, dinyatakan, "personil MPD harus tetap menyadari kenyataan bahwa di banyak insiden penembak aktif, nyawa tak berdosa hilang dalam beberapa menit pertama insiden. Dalam beberapa situasi, ini menentukan kebutuhan untuk cepat menilai situasi dan bertindak cepat untuk menyelamatkan nyawa. " [7]

With this shift in police response, SWAT units remain in demand for their traditional roles as hostage rescue, counter-terrorist operations, and serving high-risk warrants. Dengan pergeseran respons polisi, SWAT unit tetap dalam permintaan untuk peran-peran tradisional mereka sebagai penyelamatan sandera, operasi kontra-teroris, dan melayani waran berisiko tinggi.
[ edit ] Organization [ sunting ] Organisasi
SWAT officers respond to the 2009 Fort Hood shooting . petugas SWAT menanggapi 2009 Fort Hood penembakan .

The relative infrequency of SWAT call-outs means these expensively-trained and equipped officers cannot be left to sit around, waiting for an emergency. The kejarangan relatif SWAT panggilan-out berarti perwira-perwira mahal-terlatih dan dilengkapi tidak dapat dibiarkan untuk duduk-duduk, menunggu untuk keadaan darurat. In many departments the officers are normally deployed to regular duties, but are available for SWAT calls via pagers, mobile phones or radio transceivers. Dalam banyak departemen petugas biasanya dikerahkan untuk tugas-tugas rutin, namun yang tersedia untuk panggilan SWAT melalui pager, ponsel atau radio transceiver. Even in the larger police agencies, such as the Los Angeles PD, SWAT personnel would normally be seen in crime suppression roles—specialized and more dangerous than regular patrol, perhaps, but the officers wouldn't be carrying their distinctive armor and weapons. Bahkan di lembaga kepolisian yang lebih besar, seperti Los Angeles PD, SWAT personil biasanya akan terlihat dalam peran-kejahatan penekanan khusus dan lebih berbahaya daripada patroli biasa, mungkin, tetapi petugas tidak akan membawa baju besi dan senjata khas mereka.

By illustration, the LAPD's website shows that in 2003, their SWAT units were activated 255 times, [ 8 ] for 133 SWAT calls and 122 times to serve high-risk warrants. Dengan ilustrasi, situs LAPD menunjukkan bahwa pada tahun 2003, unit SWAT mereka 255 kali diaktifkan, [8] SWAT untuk panggilan 133 dan 122 kali untuk melayani-risiko waran tinggi.

The New York Police Department's Emergency Service Unit is one of the few civilian police special-response units that operate autonomously 24 hours a day. The New York Kepolisian Unit Pelayanan Gawat Darurat adalah salah satu dari beberapa polisi sipil-response unit khusus yang beroperasi secara mandiri 24 jam sehari. However, this unit also provides a wide range of services, including search and rescue functions, and vehicle extraction, normally handled by fire departments or other agencies. Namun, unit ini juga menyediakan berbagai layanan, termasuk pencarian dan fungsi penyelamatan, dan ekstraksi kendaraan, biasanya ditangani oleh pemadam kebakaran atau badan lainnya.

The need to summon widely-dispersed personnel, then equip and brief them, makes for a long lag between the initial emergency and actual SWAT deployment on the ground. Kebutuhan untuk memanggil personil tersebar luas, kemudian melengkapi dan singkat mereka, untuk membuat sebuah lag lama antara darurat awal dan penyebaran SWAT aktual di lapangan. The problems of delayed police response at the 1999 Columbine High School shooting has led to changes in police response, [ 9 ] mainly rapid deployment of line officers to deal with an active shooter, rather than setting up a perimeter and waiting for SWAT to arrive. Masalah respon polisi tertunda di Columbine High School shooting 1999 telah menyebabkan perubahan respons polisi, [9] terutama penyebaran cepat petugas garis untuk berurusan dengan penembak aktif, daripada menyiapkan perimeter dan menunggu SWAT datang.
[ edit ] Training [ sunting ] Pelatihan
United States Mint Police Special Response Team Amerika Serikat Mint Polisi Respon Tim Khusus

SWAT officers are selected from volunteers within their law enforcement organization. petugas SWAT dipilih dari sukarelawan dalam organisasi penegak hukum mereka. Depending on the department's policy, officers generally have to serve a minimum tenure within the department before being able to apply for a specialist section such as SWAT. Tergantung pada kebijakan departemen, petugas umumnya memiliki untuk melayani kepemilikan minimum di dalam departemen itu sebelum dapat mengajukan permohonan untuk bagian khusus seperti SWAT. This tenure requirement is based on the fact that SWAT officers are still law enforcement officers and must have a thorough knowledge of department policies and procedures. Ini kebutuhan jangka didasarkan pada kenyataan bahwa petugas SWAT masih aparat penegak hukum dan harus memiliki pengetahuan mendalam tentang kebijakan departemen dan prosedur.

SWAT applicants undergo rigorous selection and training. SWAT pelamar mengalami seleksi yang ketat dan pelatihan. Applicants must pass stringent physical agility, written, oral, and psychological testing to ensure they are not only fit enough but also psychologically suited for tactical operations. Pelamar harus lulus kelincahan fisik yang ketat, tertulis, lisan, dan tes psikologis untuk memastikan mereka tidak hanya cukup sehat tetapi juga psikologis cocok untuk operasi taktis.

Emphasis is placed on physical fitness so an officer will be able to withstand the rigors of tactical operations. Penekanan ditempatkan pada kebugaran fisik sehingga petugas akan mampu menahan kerasnya operasi taktis. After an officer has been selected, the potential member must undertake and pass numerous specialist courses that will make him or her a fully qualified SWAT operator. Setelah seorang perwira telah dipilih, potensi anggota harus menjalani dan lulus program spesialis banyak yang akan membuat dia operator SWAT yang memenuhi syarat. Officers are trained in marksmanship for the development of accurate shooting skills. Petugas dilatih dalam keahlian menembak untuk pengembangan kemampuan menembak akurat. Other training that could be given to potential members includes training in explosives, sniper-training, defensive tactics, first-aid, negotiation, handling K9 units, rappelling and roping techniques and the use of specialized weapons and equipment. pelatihan lainnya yang dapat diberikan kepada anggota potensial meliputi pelatihan dalam bahan peledak, sniper-pelatihan, taktik defensif, pertama-bantuan, negosiasi, penanganan K9 unit, rappelling dan roping teknik dan penggunaan senjata dan peralatan khusus. They may also be trained specifically in the handling and use of special ammunition such as bean bags , flash bang grenades, tasers , and the use of crowd control methods, and special less-than-lethal munitions. Mereka juga bisa dilatih secara khusus dalam penanganan dan penggunaan amunisi khusus seperti tas kacang , granat flash bang, tasers , dan penggunaan metode pengendalian massa, dan amunisi yang kurang mematikan khusus. Of primary importance is close-quarters defensive tactics training, as this will be the primary mission upon becoming a full-time SWAT officer. Kepentingan utama adalah jarak dekat taktik defensif pelatihan, karena ini akan menjadi misi utama di atas menjadi petugas SWAT penuh-waktu.
[ edit ] SWAT equipment [ sunting ] peralatan SWAT

SWAT teams use equipment designed for a variety of specialist situations including close quarters combat (CQC) in an urban environment. tim SWAT menggunakan peralatan yang dirancang untuk berbagai situasi spesialis termasuk pertempuran jarak dekat (CQC) di lingkungan perkotaan. The particular pieces of equipment vary from unit to unit, but there are some consistent trends in what they wear and use. Bagian-bagian tertentu peralatan bervariasi dari unit ke unit, tetapi ada beberapa kecenderungan konsisten dalam apa yang mereka kenakan dan gunakan.
[ edit ] Weapons [ sunting ] Senjata

While a wide variety of weapons are used by SWAT teams, the most common weapons include submachine guns , assault rifles , shotguns , and sniper rifles . Meskipun berbagai senjata yang digunakan oleh tim SWAT, yang bersama senjata yang paling termasuk senapan mesin ringan , senapan serbu , senapan , dan senapan sniper .

Tactical aids include K9 Units, flash bang , stinger and tear gas grenades. bantu Taktis termasuk Unit K9, bang flash , stinger dan gas air mata granat.

Semi-automatic pistols are the most popular sidearms. pistol semi-otomatis adalah senjata yg dibawa di sisi badan yang paling populer. Examples may include, but are not limited to: M1911 pistol series, [ 10 ] [ 11 ] Sig Sauer series [ 12 ] [ 13 ] (especially the Sig P226 [ 11 ] [ 13 ] [ 14 ] and Sig P229 ) Beretta 92 series, [ 13 ] Glock pistols , [ 12 ] [ 15 ] [ 11 ] [ 16 ] [ 17 ] [ 18 ] H&K USP series, [ 13 ] [ 19 ] and 5.7x28mm FN Five-seveN pistol. [ 20 ] Contoh-contoh dapat termasuk, tetapi tidak terbatas pada: pistol M1911 seri, [10] [11] Sig Sauer seri [12] [13] (terutama Sig P226 [11] [13] [14] dan P229 Sig ) Beretta 92 seri , [13] Glock pistol , [12] [15] [11] [16] [17] [18] H & K USP seri, [13] [19] dan 5.7x28mm FN Lima puluh tujuh pistol. [20]

Common submachine guns used by SWAT teams include the 9 mm and 10 mm Heckler & Koch MP5 , [ 10 ] [ 11 ] [ 12 ] [ 13 ] [ 17 ] [ 18 ] [ 19 ] Heckler & Koch UMP , [ 11 ] and 5.7x28mm FN P90 . [ 21 ] senapan mesin ringan yang sering digunakan oleh tim SWAT meliputi 9 mm dan 10 mm Heckler & Koch MP5 , [10] [11] [12] [13] [17] [18] [19] Heckler & Koch UMP , [11] dan 5,7 x28mm FN P90 . [21]

Common shotguns used by SWAT units include the Benelli M1 , [ 17 ] [ 18 ] [ 22 ] Benelli M1014 , Remington 870 [ 10 ] [ 11 ] [ 14 ] [ 17 ] and 1100 , Mossberg 500 and 590 . [ 13 ] senapan umum digunakan oleh unit SWAT termasuk Benelli M1 , [17] [18] [22] Benelli M1014 , Remington 870 [10] [11] [14] [17] dan 1100 , Mossberg 500 dan 590 . [13]

Common carbines include the Colt CAR-15 [ 10 ] [ 11 ] [ 16 ] [ 17 ] & M4 [ 11 ] [ 12 ] [ 14 ] [ 19 ] and Heckler & Koch G36 [ 18 ] & HK416 . [ 23 ] While affording SWAT teams increased penetration and accuracy at longer ranges, the compact size of these weapons is essential as SWAT units frequently operate in CQB environments. karaben umum termasuk Colt CAR-15 [10] [11] [16] [17] & M4 [11] [12] [14] [19] dan Heckler & Koch G36 [18] & HK416 . [23] Sementara affording SWAT tim peningkatan penetrasi dan akurasi pada rentang lagi, ukuran kompak dari senjata-senjata ini sangat penting sebagai unit SWAT yang sering beroperasi di lingkungan CQB. The Colt M16A2 [ 12 ] [ 14 ] [ 19 ] can be found used by marksmen or SWAT officers when a longer ranged weapon is needed. [ 10 ] The common sniper rifles used are M14 rifle and the Remington 700P . [ 10 ] [ 12 ] [ 14 ] [ 17 ] [ 18 ] [ 19 ] Many different variants of bolt action rifles are used by SWAT, including limited use of .50 caliber sniper rifles. [ 24 ] The Colt M16A2 [12] [14] [19] dapat ditemukan digunakan oleh penembak jitu atau petugas SWAT ketika berkisar senjata lagi diperlukan. [10] The senapan sniper yang umum digunakan adalah senapan M14 dan Remington 700p . [10] [12 ] [14] [17] [18] [19] Banyak varian yang berbeda senapan bolt action digunakan oleh SWAT, termasuk penggunaan terbatas 0,50 kaliber senapan sniper. [24]

To breach doors quickly, battering rams , shotguns, or explosive charges can be used to break the lock or hinges, or even demolish the door frame itself. Untuk pelanggaran pintu dengan cepat, pemukulan ekor domba jantan , senapan, atau bahan peledak dapat digunakan untuk memecahkan kunci atau engsel, atau bahkan meruntuhkan ambang pintu itu sendiri. SWAT teams also use many less-lethal munitions and weapons. tim SWAT juga menggunakan amunisi yang kurang banyak mematikan dan senjata. These include Tasers , pepper spray canisters, shotguns loaded with bean bag rounds, PepperBall guns, Stinger grenades, Flash Bang grenades, and tear gas. Ini termasuk Tasers , merica semprot tabung, senapan sarat dengan putaran bean bag, senjata PepperBall, granat Stinger, Bang Flash granat, dan gas air mata. Ballistic shields are used in close quarters situations to provide cover for SWAT team members. perisai balistik digunakan dalam jarak dekat situasi untuk memberikan penutup untuk anggota tim SWAT. PepperBall guns are essentially paint ball markers loaded with balls containing Oleoresin Capsicum ("pepper spray"). senjata PepperBall dasarnya cat bola penanda sarat dengan bola mengandung Capsicum oleoresin ("semprotan lada").
[ edit ] Vehicles [ sunting ] Kendaraan
Dallas Police SWAT's Lenco BearCat Armored Rescue Vehicle. Polisi Dallas SWAT's Lenco BearCat Rescue Kendaraan Lapis Baja. Similar Lenco models are also used by larger departments such as the LAPD and NYPD. Lenco model serupa juga digunakan oleh departemen yang lebih besar seperti LAPD dan NYPD.

SWAT units may also employ ARVs, (Armored Rescue Vehicle [ 25 ] ) for insertion, maneuvering, or during tactical operations such as the rescue of civilians/officers pinned down by gunfire. SWAT unit juga dapat menggunakan ARV, (Lapis Baja Rescue Kendaraan [25] ) untuk penyisipan, manuver, atau selama operasi taktis seperti menyelamatkan penduduk sipil / petugas ditembaki oleh tembakan. Helicopters may be used to provide aerial reconnaissance or even insertion via rappelling or fast-roping . Helikopter dapat digunakan untuk menyediakan pengintaian udara atau bahkan penyisipan melalui rappelling atau cepat-roping . To avoid detection by suspects during insertion in urban environments, SWAT units may also use modified buses, vans, trucks, or other seemingly normal vehicles. Untuk menghindari deteksi oleh tersangka selama penyisipan di lingkungan perkotaan, unit SWAT juga dapat menggunakan diubah bus, van, truk, atau kendaraan yang tampaknya normal lainnya. During an incident in 1997, the SWAT used a standard armored truck. Dalam sebuah insiden pada tahun 1997, SWAT yang digunakan sebuah truk lapis baja standar.

Units such as the Ohio State Highway Patrol 's Special Response Team (SRT) used a vehicle called a BEAR, made by Lenco Engineering which is a very large armored vehicle with a ladder on top to make entry into the second and third floors of buildings. Unit seperti Ohio State Highway Patrol s 'Khusus Response Team (SRT) menggunakan kendaraan yang disebut BEAR sebuah, yang dibuat oleh Lenco Engineering yang merupakan kendaraan lapis baja yang sangat besar dengan tangga di atas untuk masuk ke lantai kedua dan ketiga bangunan . Numerous other agencies such as the LAPD, [ 26 ] [ 27 ] LASD [ 27 ] and NYPD use both the BEAR and the smaller BearCat variant. Banyak lembaga-lembaga lainnya seperti LAPD, [26] [27] LASD [27] dan NYPD menggunakan baik BEAR dan varian BearCat lebih kecil.

The Tulsa Police Department's SOT (Special Operations Team) uses an Alvis Saracen , a British-built armored personnel carrier . The Tulsa Kepolisian Sot (Tim Operasi Khusus) menggunakan Saracen Alvis , British-built lapis baja pengangkut personil . The Saracen was modified to accommodate the needs of the SOT. The Saracen telah dimodifikasi untuk mengakomodasi kebutuhan pemabuk itu. A Night Sun was mounted on top and a ram was mounted to the front. Sun Night dipasang di atas dan seekor domba jantan dipasang ke depan. The Saracen has been used from warrant service to emergency response. The Saracen telah digunakan dari layanan surat perintah untuk tanggap darurat. It has enabled team members to move from one point to another safely. Ini telah memungkinkan anggota tim untuk berpindah dari satu titik ke titik lain dengan aman.

The police departments of Killeen and Austin, Texas and Washington, DC use the Cadillac Gage Ranger , [ 14 ] as does the Florida Highway Patrol . [ 28 ] Polisi departemen dari Killeen dan Austin, Texas dan Washington, DC menggunakan Cadillac Gage Ranger , [14] seperti halnya Florida Highway Patrol . [28]
[ edit ] Controversies [ sunting ] Kontroversi

The use of SWAT teams in non-emergency situations has been criticized. [ 29 ] In 2006, two SWAT members served a warrant on Salvatore Culosi, a 37-year old optometrist in the Fair Oaks section of Fairfax County, Virginia , a suburb of Washington, DC , who was accused of sports gambling; the attempted arrest ended with his accidental death. [ 30 ] The officer who was responsible, Deval V. Bullock, was suspended for three weeks without pay. [ 31 ] One critic is Radley Balko, a policy analyst at the Cato Institute , author of Overkill: The Rise of Paramilitary Police Raids in America . [ 32 ] Other studies include Warrior Cops: The Ominous Growth of Paramilitarism in American Police Departments by Diane Cecilia Weber from the same institute [ citation needed ] and Militarizing American Police: The Rise and Normalization of Paramilitary Units by Dr. Peter Kraska and his colleague Victor Kappeler, professors of criminal justice at Eastern Kentucky University, who surveyed police departments nationwide and found that their deployment of paramilitary units had grown tenfold since the early 1980s. [ 33 ] Penggunaan tim SWAT dalam situasi non-darurat telah dikritik. [29] Pada tahun 2006, dua anggota SWAT melayani surat perintah pada Salvatore Culosi, satu tahun dokter mata-37 di bagian Oaks wajar Fairfax County, Virginia , pinggiran Washington, DC , yang dituduh perjudian olahraga; penangkapan berusaha berakhir dengan kematian karena kecelakaan itu. [30] Petugas yang bertanggung jawab, Deval V. Bullock, dihentikan selama tiga minggu tanpa membayar. [31] Satu kritik adalah Radley Balko , seorang analis kebijakan di Cato Institute , penulis Overkill: The Rise paramiliter Polisi Razia di Amerika. [32] Penelitian lain termasuk Warrior Polisi: Pertumbuhan tak menyenangkan paramiliter di Departemen Kepolisian Amerika oleh Diane Cecilia Weber dari [institut yang sama Kutipan diperlukan ] dan Militarizing Polisi Amerika: The Rise dan Normalisasi Unit paramiliter oleh Dr Peter Kraska dan koleganya Victor Kappeler, profesor dari peradilan pidana di Eastern Kentucky University, yang disurvei departemen polisi nasional dan menemukan bahwa penyebaran mereka dari unit paramiliter telah tumbuh sepuluh kali lipat sejak awal 1980-an. [33]

Another example is the Berwyn Heights mayor's residence drug raid , involving a controversial action taken by the Prince George's County, Maryland Sheriff's Office and Police Department at the home of Berwyn Heights mayor Cheye Calvo on July 29, 2008. Contoh lain adalah Heights walikota tinggal obat Berwyn serangan, yang melibatkan tindakan kontroversial yang diambil oleh Pangeran George's County, Maryland Kantor Sheriff dan Kepolisian di rumah Berwyn Heights Walikota Cheye Calvo pada tanggal 29 Juli 2008. The raid was the culmination of an investigation that began in Arizona , where a package containing 32 pounds of marijuana was found addressed to the mayor's residence. Serangan itu adalah puncak dari sebuah penyelidikan yang dimulai di Arizona , di mana sebuah paket berisi £ 32 dari ganja ditemukan ditujukan kepada walikota tempat tinggal. Once the package arrived at the house, police raided and took the mayor and his mother-in-law into custody, killing his two dogs in the process. Setelah paket tiba di rumah, polisi menggerebek dan mengambil walikota dan ibunya-di-hukum menjadi tahanan, menewaskan dua anjing dalam proses. The event gained national and international media attention. Acara ini mendapat perhatian media nasional dan internasional. While the Calvos were cleared of wrongdoing, the police were accused by the Calvos and civil rights groups of lacking a proper search warrant , excessive force , and failure to conduct a proper background investigation of the home being raided. Sementara Calvos dibersihkan dari kesalahan, polisi dituduh oleh Calvos dan hak-hak sipil kelompok kekurangan yang tepat surat perintah penggeledahan , kekerasan berlebihan , dan kegagalan untuk melakukan investigasi latar belakang yang tepat dari rumah yang digerebek. Despite the criticisms, no action has been taken against the officers or their respective police departments. Meskipun kritik, tidak ada tindakan yang telah diambil terhadap pejabat atau departemen masing-masing polisi.

Kamis, 29 April 2010

dino......... saurus

Dinosaur telah menguasai dunia sepenuhnya pada tempoh Jurassic. Bagaimana ini terjadi? Berdasarkan bukti saintifik yang berlainan seperti kesan tapak kaki dinosaur, fossil tulang, dan peningkatan bahan iridium, dan perubahan tumbuhan pada lapisan yang menandakan peralihan tempoh Triassic kepada Jurassic menunjukkan berlakunya bencana pada muka bumi yang dipercayai disebabkan oleh asteroid atau komet.

Semenjak kewujupan kehidupan di planet bumi, telah berlaku lima kali kepupusan secara besar-besaran yang menyebabkan 50% spesies dunia lenyap. Pada masa yang sama, spesies baru muncul dan berkembang dengan giatnya. Kepupusan dinosaur 65 juta tahun dahulu membawa kepada tempoh mamalia.

Sempadan peralihan tempoh Triassic kepada Jurassic ditandakan dengan jelas oleh spora paku-pakis. Peningkatan spora paku-pakis yang meliputi kawasan yang luas menunjukkan berlakunya kemusnahan alam sekitar secara menyeluruh. Pokok paku-pakis merupakan tumbuhan awal yang bercambah dan membentuk koloni apabila semua tumbuhan lain telah musnah. Oleh itu, peningkatan spora paku-pakis yang meliputi kawasan yang luas menunjukkan berlakunya bencana yang menyeluruh yang melitupi seluruh permukaan bumi ini.

Pada masa yang sama pakar sains mendapati peningkatan mengejut paras iridium pada contoh batu dan tanah purba. Pakar sains belum dapat menentukan samaada asteroid atau komet yang menghentam muka bumi, tetapi kedua-duanya mengandungi iridium, dan apabila berlaku hentaman ini akan menghasilkan satu lapisan debu angkasa yang mengandungi paras iridium yang lebih tinggi dari apa yang biasa didapati. Keupayaan terkini untuk mengesan iridium pada tahap satu persejuta telah membolehkan pakar sains membuktikan apa yang dijangkakan pada masa dahulu dengan dengan menggunakan spectrometry jisim berresolusi tinggi.

Di bawah tempoh Triassic-Jurassic, pakar sains menjumpai lapisan nipis di mana medan magnet bumi terbalik (reversed). Pembalikan kutub ini berlaku secara rambang berkala dan amat berguna untuk menentukan tarikh lapisan tersebut. Selain itu, di atas sempadan Triassic-Jurassic, terdapat lapisan lava yang banyak. Dijangkakan bahawa hentaman komet / asteroid menyebabkan peningkatan aktiviti gunung berapi. Terdapat bukti di India dan Siberia tentang aliran lava yang besar serentak dengan kepupusan yang lain. Bagaimana ini berlaku masih belum dapat diterangkan oleh pakar sains, tetapi ia berlaku pada sempadan K-T (Cretaceous-Tertiary, 65 juta tahun dahulu dan sempadan Permian-Triassic (250 juta tahun dahulu).

Peningkatan spora paku pakis, kepupusan sebahagian besar haiwan daratan besar, dan peningkatan lapisan iridium menunjukkan kemungkinan besar berlakunya hentaman oleh jisim dari angkasa lepas.

Kebanyakan spesies bermula dengan kepupusan - penyu, katak, salamandar, dinosaur, dan mamalia. Apabila kepupusan pada sempadan Permian-Triassic (250 juta tahun dahulu) pesaing utama dinosaur telah lenyap dan dinasour menjadi haiwan utama. Dengan kepupusan haiwan yang hidup lebih awal, haiwan yang tinggal tidak lagi perlu bersaing untuk makanan, air, dan tempat tinggal.

Ketiadaan pesaingan mungkin menyebabkan dinasour tersebar seluruh bumi dan terdapat peningkatan pada saiz mereka. Pakar sains percaya bahawa dinasour yang pada awalnya bersaiz lebih kecil telah berevolusi dan membesar dari segi saiz dengan pantasnya dalam tempoh beberapa ribu tahun sahaja. Dinasour memerintah bumi sepenuhnya selama 135 juta tahun sehinggalah satu komet yang lain menghentam bumi dan menghapuskan semua dinasour.

Apabila dinosaur telah pupus, mamalia berkeliaran dimuka bumi dan membiak dengan giatnya. Pada masa yang sama, terdapat bukti dinosaur juga turut berevolusi dan membentuk spesies baru iaitu burung. Jadi sekiranya anda melihat kepada burung yang hinggap pada ranting pokok disebelah anda, bayangkanlah hanya mereka yang tinggal dari beribu spesies dinosaur yang pernah hidup bebas sesama mereka sahaja sepanjang tempoh 135 juta tahun dahulu.
Abelisaurus comahuensis Bonaparte et Novas, 1985
Abrictosaurus consors (Thulborn, 1974)
ABROSAURUS dongpoensis
Acanthopholis eucercus Seeley, 1869
Acanthopholis horridus Huxley, 1867
Acanthopholis macrocercus Seeley, 1869 partim
Acanthopholis platypus Seeley, 1869 partim
Acanthopholis stereocercus Seeley, 1869 partim
Achelousaurus horneri Sampson, 1995
Achillobator giganticus Perle, Norell & Clark, 1999
Acrocanthosaurus altispinax Paul, 1988
Acrocanthosaurus atokensis Stovall et Langston, 1950
Adasaurus mongoliensis Barsbold, 1983
Aegyptosaurus baharijensis Stromer, 1932
Aelosaurus rionegrinus Powell, 1987
Aepysaurus elephantinus Gervais, 1853
Aetonyx palustris Broom, 1911
Afrovenator abakensis Sereno, 1994
Agathaumas milo Cope, 1874
Agathaumas sylvestris Cope, 1872
Agilisaurus louderbacki Peng, 1990
Agilisaurus multidens (He et Cai, 1983)
Agrosaurus macgillivrayi Seeley, 1891
Agustinia ligabuei Bonaparte, 1999
Alamosaurus sanjuanensis Gilmore, 1922
Albertosaurus arctunguis Parks, 1928
Albertosaurus libratus (Lambe, 1914)
Albertosaurus megagracilis Paul, 1988
Albertosaurus periculosus Riabinin, 1930
Albertosaurus sarcophagus Osborn, 1905
Albisaurus scutifer Fritsch, 1905
Alectrosaurus olseni Gilmore, 1933
Algoasaurus bauri Broom, 1904
Alioramus remotus Kurzanov, 1976
Aliwalia rex Galton, 1985
Allosaurus ferox Marsh, 1896
Allosaurus fragilis Marsh, 1877
Allosaurus lucaris Marsh, 1878
Allosaurus medius Marsh, 1888
Allosaurus sibiricus Riabinin, 1914
Allosaurus tendagurensis Janensch, 1925
Alocodon kuehnei Thulborn, 1973
Altirhinus kurzanovi Norman, 1998
Altispinax dunkeri (Dames, 1884)
Alvarezsaurus calvoi Bonaparte, 1991
Alxasaurus elesitaiensis Russell et Dong, 1994
Amargasaurus cazaui Salgado et Bonaparte, 1991
Ammosaurus major (Marsh, 1891)
Ampelosaurus atacis Le Loeuff, 1995
Amphicoelias altus Cope, 1877
Amphicoelias fragillimus Cope, 1878
Amphicoelias latus Cope, 1877
Amtosaurus magnus Kurzanov et Tumanova, 1978
Amygdalodon patagonicus Cabrera, 1947
Anasazisaurus horneri Hunt et Lucas, 1993
Anatosaurus copei Lull et Wright, 1942
Anatotitan copei (Lull et Wright, 1942)
Anchiceratops longirostris Sternberg, 1929
Anchiceratops ornatus Brown, 1914
Anchisaurus colurus Marsh, 1891
Anchisaurus major Marsh, 1889
Anchisaurus polyzelus (Hitchcock, 1865)
Anchisaurus solus Marsh, 1892
Andesaurus delgadoi Calvo et Bonaparte, 1991
Angaturama limai Kellner et Campos, 1996
Ankylosaurus magniventris Brown, 1908
Anodontosaurus lambei Sternberg, 1929
Anoplosaurus curtonotus Seeley, 1878
Anoplosaurus major Seeley, 1878
Anserimimus planinychus Barsbold, 1988
Antarctosaurus brasiliensis Arid et Vizotto, 1972
Antarctosaurus giganteus Huene, 1929
"Antarctosaurus" jaxartensis Riabinin, 1939
"Antarctosaurus" septentrionalis Huene et Matley, 1933
Antarctosaurus wichmannianus Huene, 1929
Anthodon serrarius Owen, 1876 partim
Apatosaurus ajax Marsh, 1877
Apatosaurus alenquerensis Lapparent et Zbyszewski, 1957
Apatosaurus grandis Marsh, 1877
Apatosaurus laticollis Marsh, 1879
Apatosaurus louisae Holland, 1915
"Apatosaurus" minimus Mook, 1917
Apatosaurus yahnahpin Filla et Redman, 1994
Aragosaurus ischiaticus Sanz, Buscalioni, Casanovas, et Santafe, 1987
Aralosaurus tuberiferus Rozhdestvensky, 1968
Archaeoceratops oshimai Dong et Azuma, 1997
Archaeornithoides deinosauriscus Elzanowski et Welnhofer, 1992
Archaeornithomimus asiaticus (Gilmore, 1933)
Arctosaurus osborni Adams, 1875
Argentinosaurus huinculensis Bonaparte et Coria, 1993
Argyrosaurus superbus Lydekker, 1893
Aristosaurus erectus Hoepen, 1920
Arrhinoceratops brachyops Parks, 1925
Arrhinoceratops utahensis Gilmore, 1946
Arstanosaurus akkurganensis Suslov et Shilin, 1982
Asiaceratops salsopaludalis Nessov, Kaznyshkina, et Cherepanov, 1989
Asiatosaurus kwangshiensis Hou, Yeh, et Zhao, 1975
Asiatosaurus mongoliensis Osborn, 1924
Astrodon johnstoni Leidy, 1865
Astrodon pusillus Lapparent et Zbyszewski, 1957
Atlantosaurus excelcus (Marsh, 1879)
Atlantosaurus immanis Marsh, 1878
Atlasaurus imelakei Monbaron, Russell & Taquet, 1999
Atlascopcosaurus loadsi Rich et Rich, 1989
Aublysodon amplus Marsh, 1892
Aublysodon cristatus Marsh, 1892
Aublysodon lateralis Cope, 1876
Aublysodon mirandus Leidy, 1868
Aublysodon molnari Paul, 1988
Austrosaurus mckillopi Longman, 1933
Avaceratops lammersi Dodson, 1986
Avimimus portentosus Kurzanov, 1981
Avipes dillstedtianus Huene, 1932
Avisaurus archibaldi Brett-Surman et Paul, 1985
Avalonianus sanfordi Seeley, 1898 partim
Azendohsaurus laaroussii Dutuit, 1972 partim
Bactrosaurus johnsoni Gilmore, 1933
Bactrosaurus prynadai Riabinin, 1939
Bagaceratops rozhdestvenskyi Maryanska et Osmolska, 1975
Bahariasaurus ingens Stromer, 1934
Bambiraptor feinbergi Burnham, Derstler, Currie, Bakker, Zhou & Ostrom, 2000
Barapasaurus tagorei Jain, Kutty, Roy-Chowdhury et Chatterjee, 1975
Barosaurus affinis Marsh, 1899
Barosaurus africanus (Fraas, 1908)
Barosaurus gracilis Janensch, 1961
Barosaurus lentus Marsh, 1890
Barsboldia sicinskii Maryanska et Osmolska, 1981
Baryonyx walkeri Charig et Milner, 1986
Basutodon ferox Huene, 1932
Becklespinax altispinax (Paul, 1988)
Beipiaosaurus inexpectus Xu, Tang & Wang, 1999
Bellusaurus sui Dong, 1990
Bison alticornis Marsh, 1887
Blikanasaurus cromptoni Galton et Heerden, 1985
Borogovia gracilicrus Osmolska, 1987
Bothriospondylus elongatus Owen, 1875
Bothriospondylus madagascariensis Lydekker, 1895
Bothriospondylus magnus Owen, 1875
Bothriospondylus robustus Owen, 1875
Bothriospondylus suffosus Owen, 1875
Brachiosaurus altithorax Riggs, 1903
Brachiosaurus atalaiensis Lapparent et Zbyszewski, 1957
Brachiosaurus brancai Janensch, 1914
Brachiosaurus fraasi Janensch, 1914
Brachiosaurus nougaredi Lapparent, 1960
Brachyceratops montanensis Gilmore, 1914
Brachylophosaurus canadensis Sternberg, 1953
Brachylophosaurus goodwini Horner, 1988
Brachypodosaurus gravis Chakravarti, 1934
Brachyrophus altarkansanus Cope, 1878
Bradycneme draculae Harrison et Walker, 1975
Breviceratops kozlowskii (Maryanska et Osmolska, 1975)
Brontosaurus amplus Marsh, 1881
Brontosaurus excelsus Marsh, 1879
Bugenasaura infernalis Galton, 1995
Byronosaurus jaffei Norell, Makovicky & Clark, 2000
Caenagnathasia martinsoni Currie, Godfrey et Nessov, 1993
Caenagnathus collinsi R. M. Sternberg, 1940
Caenagnathus sternbergi Cracraft, 1971
Calamospondylus foxi Lydekker, 1889
Calamospondylus oweni Fox, 1866
Camarasaurus alenquerensis (Lapparent et Zbyszewski, 1957)
Camarasaurus annae Ellinger, 1950
Camarasaurus grandis (Marsh, 1877)
Camarasaurus ischiaticus (Sanz et al., 1987)
Camarasaurus lentus (Marsh, 1889)
Camarasaurus lewisi (Jensen, 1988)
Camarasaurus leptodirus Cope, 1879
Camarasaurus supremus Cope, 1877
Camelotia borealis Galton, 1985
Camplodoniscus ameghinoi (Huene, 1929)
Camposaurus arizonensis Hunt, Lucas, Heckert, Sullivan & Lockley, 1998
Camptonotus amplus Marsh, 1879
Camptonotus dispar Marsh, 1879
Camptosaurus amplus (Marsh, 1879)
Camptosaurus browni Gilmore, 1909
Camptosaurus depressus Gilmore, 1909
Camptosaurus dispar (Marsh, 1879)
Camptosaurus inkeyi Nopcsa, 1900
Camptosaurus leedsi Lydekker, 1889
Camptosaurus medius Marsh, 1894
Camptosaurus nanus Marsh, 1894
Camptosaurus prestwichii (Hulke, 1880)
Camptosaurus valdensis Lydekker, 1889
Campylodon ameghinoi Huene, 1929
Carcharodontosaurus saharicus (Deperet et Savornin, 1927)
Cardiodon rugulosus Owen, 1845
Carnotaurus sastrei Bonaparte, 1985
Caseosaurus crosbyensis Hunt, Lucas, Heckert, Sullivan & Lockley, 1998
Cathetosaurus lewisi Jensen, 1988
Caudipteryx dongi Zhou & Wang, 2000
Caudipteryx zoui Ji Q., Currie, Norell et Ji S. A., 1998
Caulodon diversidens Cope, 1877
Caulodon leptoganus Cope, 1878
Cedarosaurus weiskopfae Tidwell, Carpenter & Brooks, 1999
Centrosaurus apertus (Lambe, 1904)
Centrosaurus longirostris Sternberg, 1940
Ceratops horridus Marsh, 1889
Ceratops montanus Marsh, 1888
Ceratosaurus nasicornis Marsh, 1884
Ceratosaurus roechlingi Janensch, 1925
Cetiosauriscus glymptonensis (Phillips, 1871)
Cetiosauriscus longus (Owen, 1842)
Cetiosauriscus stewarti Charig, 1980
Cetiosaurus brevis Owen, 1842
Cetiosaurus conybeari Melville, 1849
Cetiosaurus epioolithicus Owen, 1842
Cetiosaurus giganteus Owen [ex Huxley, 1870]
Cetiosaurus glymptonensis Phillips, 1871
Cetiosaurus greppini (Huene, 1922)
"Cetiosaurus" humerocristatus Hulke, 1874
Cetiosaurus hypoolithicus Owen, 1842
Cetiosaurus longus Owen, 1842
Cetiosaurus medius Owen, 1842
Cetiosaurus mogrebiensis Lapparent, 1955
Cetiosaurus oxoniensis Phillips, 1871
Changchengornis hengdaoziensis Ji Q., Chiappe & Ji S., 1999
Chasmosaurus belli (Lambe, 1914)
Chasmosaurus brevirostris Lull, 1933
Chasmosaurus canadensis (Lambe, 1902)
Chasmosaurus kaiseni Brown, 1933
Chasmosaurus mariscalensis Lehman, 1989
Chasmosaurus russelli Sternberg, 1940
Cheneosaurus tolmanensis Lambe, 1917
Chialingosaurus kuani Young, 1959
Chiayusaurus lacustris Bohlin, 1953
Chienkosaurus ceratosauroides Young, 1942 partim
Chilantaisaurus maortuensis Hu, 1964
Chilantaisaurus sibiricus (Riabinin, 1914)
Chilantaisaurus tashuikouensis Hu, 1964
"Chilantaisaurus" zheziangensis Dong, 1979
Chindesaurus bryansmalli Long et Murry, 1995
Chingkankousaurus fragilis Young, 1958
Chirostenotes pergracilis Gilmore, 1924
Chonchoraptor gracilis Barsbold, 1986
Chondrosteosaurus gigas Owen, 1876
Chuandongocoelurus primitivus He, 1984
Chuanjiesaurus anaensis Fang, Pang, Lu, Zhang, Pan, Wang, Li & Cheng, 2000
Chubutisaurus insignis Corro, 1974
Chungkingosaurus jiangbeiensis Dong, Zhou, et Zhang, 1983
Cionodon arctatus Cope, 1874
Cionodon kysylkumensis Riabinin, 1931
Cionodon stenopsis Cope, 1875
Claorhynchus trihedrus Cope, 1892
Claosaurus affinis Wieland, 1903
Claosaurus agilis (Marsh, 1872)
Claosaurus annectens Marsh, 1892
Clasmodosaurus spatula Ameghino, 1899
Clepsisaurus fraserianus (Cope, 1878)
Coelophysis bauri (Cope, 1889)
Coelosaurus affinis Gilmore, 1920
Coelosaurus antiquus Leidy, 1865
Coeluroides largus Huene, 1932
Coelurus agilis Marsh, 1884
Coelurus bauri Cope, 1887
Coelurus fragilis Marsh, 1879
Coelurus gracilis Marsh, 1888
Coelurus longicollis Cope, 1887
Coloradia brevis Bonaparte, 1978
Coloradisaurus brevis (Bonaparte, 1978)
Compsognathus corallestris Bidar, Demay et Thomel, 1972
Compsognathus longipes Wagner, 1861
Compsosuchus solus Huene, 1932
Corythosaurus bicristatus Parks, 1935
Corythosaurus brevicristatus Parks, 1935
Corythosaurus casuarius Brown, 1914
Corythosaurus excavatus Gilmore, 1923
Corythosaurus frontalis Parks, 1935
Corythosaurus intermedius Parks, 1923
Craspedodon lonzeensis Dollo, 1883
Crataeomus lepidophorus Seeley, 1881
Crataeomus pawlowitschii Seeley, 1881 partim
Craterosaurus pottonensis Seeley, 1874
Creosaurus atrox Marsh, 1878
Creosaurus potens Lull, 1911
Cristatusaurus Lapparenti Taquet & Russell, 1998
Cryptosaurus eumerus Seeley, 1869
Dacentrurus armatus (Owen, 1875)
Danubiosaurus anceps Bunzel, 1871 partim
Daspletosaurus torosus Russell, 1970
Datousaurus bashanensis Dong et Tang, 1984
Deinocheirus mirificus Osmolska et Roniewicz, 1970
Deinodon horridus Leidy, 1856
Deinonychus antirrhopus Ostrom, 1969
Denversaurus schlessmani Bakker, 1988
Dianchungosaurus lufengensis Young, 1982
Diclonius calamarius Cope, 1876
Diclonius pentagonus Cope, 1876
Diclonius perangulatus Cope, 1876
Dicraeosaurus hansemanni Janensch, 1914
Dicraeosaurus sattleri Janensch, 1914
Dilophosaurus sinensis Hu, 1993
Dilophosaurus wetherilli (Welles, 1954)
Dimodosaurus poligniensis Pidancet et Chopard, 1862
Dinheirosaurus lourinhanensis Bonaparte & Mateus, 1999
Dinodocus mackesoni Owen, 1884
Dinosaurus gresslyi Rutimeyer, 1856
Diplodocus carnegii Hatcher, 1901
Diplodocus hayi Holland, 1924
Diplodocus lacustris Marsh, 1884
Diplodocus longus Marsh, 1878
Diracodon laticeps Marsh, 1881
Dolichosuchus cristatus Huene, 1932
Dracopelta zbyszewskii Galton, 1980
Dravidosaurus blanfordi Yadagiri, et Ayyasami, 1979
Drinker nisti Bakker, Galton, Siegwarth et Filla, 1990
Dromaeosaurus albertensis Matthew et Brown, 1922
Dromiceiomimus brevitertius (Parks, 1926)
Dromiceiomimus samueli (Parks, 1928)
Dromicosaurus gracilis Hoepen, 1920
Dryosaurus altus (Marsh, 1878)
Dryosaurus canaliculatus Galton, 1975
Dryosaurus lettowvorbecki (Virchow, 1919)
Dryptosauroides grandis Huene, 1932
Dryptosaurus aquilunguis (Cope, 1866)
Dryptosaurus gallicus (Cope, 1867)
Dryptosaurus kenabekides Hay, 1899
Dynamosaurus imperiosus Osborn, 1905
Dyoplosaurus acutosquameus Parks, 1924
Dyoplosaurus giganteus Maleev, 1956
Dysalotosaurus lettow-vorbecki Virchow, 1919
Dysganus bicarinatus Cope, 1876
Dysganus encaustus Cope, 1876 partim
Dysganus haydenianus Cope, 1876
Dysganus peiganus Cope, 1876
Dyslocosaurus polyonychius McIntosh et al., 1992
Dystrophaeus viaemalae Cope, 1877
Dystylosaurus edwini Jensen, 1985
Echinodon becklesii Owen, 1861
Edmarka rex Bakker et al., 1992
Edmontonia longiceps Sternberg, 1928
Edmontonia rugosidens (Gilmore, 1930)
Edmontosaurus annectens (Marsh, 1892)
Edmontosaurus regalis Lambe, 1917
Edmontosaurus saskatchewanensis (Sternberg, 1926)
Einiosaurus procurvicornis Sampson, 1995
Elaphrosaurus bambergi Janensch, 1920
Elaphrosaurus gautieri Lapparent, 1960
Elaphrosaurus iguidiensis Lapparent, 1960
Elmisaurus elegans (Parks, 1933)
Elmisaurus rarus Osmolska, 1981
Elopteryx nopcsai Andrews, 1913
Elosaurus parvus Peterson et Gilmore, 1902
Emausaurus ernsti Haubold, 1991
Embasaurus minax Riabinin, 1931
Enigmosaurus mongoliensis Barsbold et Perle, 1983
Eoceratops canadensis Lambe, 1915
Eoraptor lunensis Sereno et al., 1993
Epachthosaurus sciuttoi Powell, 1990
Epanterias amplexus Cope, 1878
Erectopus sauvagei Huene, 1932
Erectopus superbus (Huene, 1932)
Erlikosaurus andrewsi Perle, 1980
Eucamerotus foxi Blows, 1995
Eucercosaurus tanyspondylus Seeley, 1878
Eucnemesaurus fortis Hoepen, 1920
Eucoelophysis baldwini Sullivan & Lucas, 1999
Euhelopus zdanskyi (Wiman, 1929)
Euoplocephalus tutus (Lambe, 1902)
Euronychodon portucalensis Telles-Antunes et Sigogneau-Russell, 1991
Euskelosaurus africanus Haughton, 1924
Euskelosaurus browni Huxley, 1866
Eustreptospondylus divesensis Walker, 1964
Eustreptospondylus oxoniensis Walker, 1964
Fabrosaurus australis Ginsburg, 1964
Frenguellisaurus ischigualastensis Novas, 1986
Fukuiraptor kitadaniensis Azume & Currie, 2000
Fulengia youngi Carroll et Galton, 1977
Fulgurotherium australe Huene, 1932
Gallimimus bullatus Osmolska, Roniewicz, et Barsbold, 1972
Garudimimus brevipes Barsbold, 1981
Gasosaurus constructus Dong et Tang, 1985
Gasparinisaura cincosaltensis Coria et Salgao, 1996
Genusaurus sisteronis Accarie et al., 1995
Genyodectes serus Woodward, 1901
Geranosaurus atavus Broom, 1911
Gigantosaurus africanus Fraas, 1908
Giganotosaurus carolinii Coria et Salgado, 1995
Gigantosaurus dixeyi Haughton, 1928
Gigantosaurus megalonyx Seeley, 1869
Gigantosaurus robustus Fraas, 1908
Gigantoscelus molengraaffi Hoepen, 1916
Gilmoreosaurus mongoliensis (Gilmore, 1933)
Giraffotitan altithorax Paul, 1988
Gondwanatitan faustoi Kellner & de Azevedo, 1999
Gongbusaurus shiyii Dong, Zhou, et Zhang, 1983
Gongbusaurus wucaiwanensis Dong, 1989
Gongxianosaurus shibeiensis He, Wang, Liu S., Zhou, Liu T., Cai & Dai, 1998
Gorgosaurus lancensis Gilmore, 1946
Gorgosaurus lancinator Maleev, 1955
Gorgosaurus libratus Lambe, 1914
"Gorgosaurus" novojilovi Maleev, 1955
Gorgosaurus sternbergi Matthew et Brown, 1923
Goyocephale lattimorei Perle, Maryanska, et Osmolska, 1982
Gravitholus albertae Wall et Galton, 1979
Gresslyosaurus ingens Rutimeyer, 1856
Gresslyosaurus robustus Huene, 1907-08
Gresslyosaurus torgeri Jaekel, 1911
Gryponyx africanus Broom, 1911
Gryponyx taylori Haughton, 1924
Gryponyx transvaalensis Broom, 1912
Gryposaurus notabilis Lambe, 1914
Gryposaurus latidens Horner, 1992
Guaibasaurus candelariensis Bonaparte, Ferigolo & Ribeiro, 1999
Gyposaurus capensis Broom, 1911
Gyposaurus sinensis Young, 1941
Hadrosaurus agilis Marsh, 1872
Hadrosaurus breviceps Marsh, 1889
Hadrosaurus cavatus Cope, 1871
Hadrosaurus foulkii Leidy, 1858
Hadrosaurus minor Marsh, 1870
Hadrosaurus notabilis Horner, 1979
Hadrosaurus paucidens Marsh, 1889
Halticosaurus liliensternus Huene, 1934
Halticosaurus longotarsus Huene, 1907
"Halticosaurus" orbitoangulatus Huene, 1932
Haplocanthosaurus delfsi McIntosh et Williams, 1988
Haplocanthosaurus priscus (Hatcher, 1903)
Haplocanthosaurus utterbacki Hatcher, 1903
Harpymimus okladnikovi Barsbold et Perle, 1984
Heishansaurus pachycephalus Bohlin, 1953
Helopus zdanskyi Wiman, 1929
Heptasteornis andrewsi Harrison et Walker, 1975
Herrerasaurus ischigualastensis Reig, 1963
Heterodontosaurus tucki Crompton et Charig, 1962
Heterosaurus neocomiensis Cornuel, 1850 partim
Hierosaurus coleii Mehl, 1936
Hierosaurus sternbergi Wieland, 1909
Homalocephale calathocercos Maryanska, et Osmolska, 1974
Hoplitosaurus marshi (Lucas, 1901)
Hoplosaurus ischyrus Seeley,1881
Hortalotarsus skirtopodus Seeley, 1894
Huayangosaurus taibaii Dong, Tang, et Zhou, 1982
Hudiesaurus sinojapanorum Dong, 1997
Hulsanpes perlei Osmolska, 1982
Hylaeosaurus armatus Mantell, 1833
Hylaeosaurus oweni Mantell, 1844
Hylosaurus mantelli Fitzinger, 1843
Hypacrosaurus altispinus Brown, 1913
Hypacrosaurus stebingeri Horner et Currie, 1994
Hypselosaurus priscus Matheron, 1869
Hypsibema crassicauda Cope, 1869
Hypsilophodon foxii Huxley, 1869
Hypsilophodon wielandi Galton et Jensen, 1979
Hypsirhophus discurus Cope, 1878 partim
Hypsirophus seeleyanus Cope, 1879
Iguanodon anglicus Holl, 1829
Iguanodon atherfieldensis Hooley, 1924
Iguanodon bernissartensis Boulenger, 1881
Iguanodon dawsoni Lydekker, 1888
Iguanodon exogirarus Fritsch, 1878
Iguanodon fittoni Lydekker, 1889
Iguanodon hilli Newton, 1892
Iguanodon hoggi Owen, 1874
Iguanodon hollingtoniensis Lydekker, 1889
Iguanodon lakotaensis Weishampel et Bjork, 1989
Iguanodon mantelli Meyer, 1832
"Iguanodon" orientalis Rozhdestvensky, 1952)
Iguanodon ottingeri Galton et Jensen, 1979
Iguanodon phillipsii Seeley,1869
Iguanodon praecursor Sauvage, 1876
Iguanodon prestwichii Hulke, 1880
Iguanodon seeleyi Hulke, 1882
Iguanodon suessi Bunzel, 1871
Iliosuchus incognitus Huene, 1932
Indosaurus matleyi Huene et Matley, 1933
Indosuchus raptorius Huene et Matley, 1933
Ingenia yanshini Barsbold, 1981 partim
Inosaurus tedreftensis Lapparent, 1960
Irritator challengeri Martill et al., 1996
Isanosaurus attavipachi Buffetaut, Suteethorn, Cuny, Tong, Le Loeuff, Khansubha & Jongautchariyakul, 2000
Ischisaurus cattoi Reig, 1963
Ischyrosaurus manseli (Hulke [ex Lydekker, 1888])
Itemirus medullaris Kurzanov, 1976
Janenschia robusta (Fraas, 1908)
Jaxartosaurus aralensis Riabinin, 1939
Jaxartosaurus fuyunensis Wu, 1984
Jeholosaurus shangyuanensis Xu, Wang & You, 2000
Jobaria tiguidensis Sereno, Beck, Dutheil, Larsson, Lyon, Moussa, Sadler, Sidor, Varricchio, Wilson G. P.& Wilson J. A., 1999
Jubbulpuria tenuis Huene et Matley, 1933
Kaijiangosaurus lini He, 1984
Kakuru kujani Molnar et Pledge, 1980
Kangnasaurus coetzeei Haughton, 1915
Kelmayisaurus petrolicus Dong, 1973
Kentrosaurus aethiopicus Hennig, 1915
Kentrurosaurus aethiopicus (Hennig, 1916)
Klamelisaurus gobiensis Zhao, 1993
Koparion douglassi Chure, 1994
Kotasaurus yamanpalliensis Yadagiri, 1988
"Kritosaurus" australis Bonaparte, Franchi, Powel, et Sepulveda, 1984
Kritosaurus horneri (Hunt et Lucas, 1993)
"Kritosaurus" incurvimanus Parks, 1920
Kritosaurus navajovius Brown, 1910
Labocania anomala Molnar, 1974
Labrosaurus ferox Marsh, 1884
Labrosaurus stechowi Janensch, 1925
Labrosaurus sulcatus Marsh, 1896
Laelaps aquilunguis Cope, 1866
Laelaps cristatus Cope, 1876
Laelaps explanatus Cope, 1876
Laelaps falculus Cope, 1876
"Laelaps" gallicus Cope, 1867
Laelaps hazenianus Cope, 1876
Laelaps incrassatus Cope, 1876
Laelaps laevifrons Cope, 1876
Laelaps macropus Cope, 1868
Laelaps trihedrodon Cope, 1877
Laevisuchus indicus Huene et Matley, 1933
Lambeosaurus clavinitialis Sternberg, 1935
Lambeosaurus lambei Parks, 1923
Lambeosaurus laticaudus Morris, 1981
Lambeosaurus magnicristatus Sterberg, 1935
Lametasaurus indicus Matley, 1921 partim
Lametasaurus indicus Matley, 1923 partim
Lanasaurus scalpridens Gow, 1975
Laosaurus altus Marsh, 1878
Laosaurus celer Marsh, 1878
Laosaurus consors Marsh, 1894
Laosaurus gracilis Marsh, 1878
Laosaurus minimus Gilmore, 1924
Laplatasaurus araukanicus Huene, 1929
Lapparentosaurus madagascariensis Bonaparte, 1986
Leaellynasaura amicagraphica Rich et Rich, 1989
Leipsanosaurus noricus Nopcsa,1918
Leptoceratops cerorhynchus Brown et Schlaikjer, 1942
Leptoceratops gracilis Brown, 1914
Leptospondylus capensis Owen, 1854
Lesothosaurus diagnosticus Galton, 1978
Lessemsaurus sauropoides Bonaparte, 1999
Lexovisaurus durobrivensis (Hulke, 1887)
Liliensternus airelensis Cuny et Galton, 1993
Liliensternus lilliensterni (Huene, 1934)
Limnosaurus transsylvanicus Nopcsa, 1900
Lirainosaurus astibiae Sanz, Powell, Le Loeuff, Martínez & Pereda-Suberbiola, 1999
Lisboasaurus estesi Seiffert, 1973
Loncosaurus argentinus Ameghino, 1898
Longosaurus longicollis Welles, 1984
Lophorhothon atopus Langston, 1960
Loricosaurus scutatus Huene, 1929
Lourinhanosaurus antunesi Mateus, 1998
Lourinhasaurus alenquerensis Dantas, Sanz, Silva, Ortega, Santos & Cachão, 1998
Lucianosaurus wildi Hunt et Lucas, 1994
Lufengosaurus huenei Young, 1941
Lufengosaurus magnus Young, 1947
Lukousaurus yini Young, 1948
Lurdusaurus arenatus Taquet & Russell, 1999
Lusitanosaurus liassicus Lapparent et Zbyszewski, 1957
Lycorhinus angustidens Haughton, 1924
Lycorhinus consors Thulborn, 1974
Macrophalangia canadensis Sternberg, 1932
Macrurosaurus semnus Seeley, 1869
Magnosaurus nethercombensis (Huene, 1926)
Magyarosaurus dacus (Nopcsa, 1915)
Magyarosaurus hungaricus Huene, 1932
Magyarosaurus transsylvanicus Huene, 1932
Maiasaura peeblesorum Horner et Makela, 1979
Majungasaurus crenatissimus (Deperet, 1896)
Majungatholus atopus Sues et Taquet, 1979
Maleevus disparoserratus (Maleev, 1952)
Mamenchisaurus constructus Young, 1954
Mamenchisaurus hochuanensis Young et Chao, 1972
Mamenchisaurus jingyanensis Zhang et Li, 1996
Mamenchisaurus sinocanadorum Russell et Zheng, 1994
Mandschurosaurus laosensis Hoffet, 1943
Mandschurosaurus mongoliensis Gilmore, 1933
Manospondylus gigas Cope, 1892
Marmarospondylus robustus Owen, 1875
Marshosaurus bicentesimus Madsen, 1976
Masiakasaurus knopfleri Simpson, Carrano & Forster, 2001
Massospondylus browni Seeley, 1895
Massospondylus carinatus Owen, 1854
Massospondylus harriesi Broom, 1911
Massospondylus hislopi Lydekker, 1890
Massospondylus rawsei Lydekker, 1890
Massospondylus schwarzi Haughton, 1924
Megadactylus polyzelus Hitchcock, 1865
Megalosaurus africanus Huene, 1956
Megalosaurus bradleyi Woodward, 1910
Megalosaurus bredai Seeley, 1883
Megalosaurus bucklandii Ritgen, 1926
Megalosaurus cambrensis Newton, 1899
Megalosaurus chubutensis Corro, 1974
Megalosaurus cloacinus Quenstedt, 1858
Megalosaurus crenatissimus Deperet, 1896
Megalosaurus dunkeri Dames, 1884
Megalosaurus hesperis Waldman, 1974
Megalosaurus hungaricus Nopcsa, 1901
Megalosaurus inexpectatus Corro, 1966
Megalosaurus ingens Janensch, 1920
Megalosaurus insignis Eudes-Deslongchamps et Lennier, 1870
Megalosaurus lonzeensis Dollo, 1883
Megalosaurus lydekkeri Huene, 1926
Megalosaurus meriani Greppin, 1870
Megalosaurus nethercombensis Huene, 1926
Megalosaurus obtusus Henry, 1876
Megalosaurus oweni Lydekker, 1889
Megalosaurus pannoniensis Seeley, 1881
Megalosaurus parkeri Huene, 1923
Megalosaurus pombali Lapparent et Zbyszewski, 1957
Megalosaurus saharicus Deperet et Savornin, 1927
Megalosaurus superbus Sauvage, 1882 partim
Megalosaurus terquemi Huene, 1926
Megalosaurus wetherilli Welles, 1954
Megaraptor namunhuaiquii Novas, 1998
Melanorosaurus readi Haughton, 1924
Melanorosaurus thabanensis Gauffre, 1993
Metriacanthosaurus parkeri (Walker, 1964)
Microceratops gobiensis Bohlin, 1953
Microceratops sulcidens Bohlin, 1953
Microcoelus australis (Lydekker, 1893)
Microcoelus patagonicus Lydekker, 1893
Microhadrosaurus nanshiungensis Dong, 1979
Micropachycephalosaurus hongtuyanensis Dong, 1978
Microraptor zhaoianus Xu, Zhou & Wang, 2000
Microvenator celer Ostrom, 1970
Minmi paravertebra Molnar, 1980
Mochlodon robustus Nopcsa, 1900
Mongolosaurus haplodon Gilmore, 1933
Monkonosaurus lawulacus Zhao, 1990
Monoclonius belli Lambe, 1902
Monoclonius canadensis Lambe, 1902
Monoclonius crassus Cope, 1876
Monoclonius cutleri Brown, 1917
Monoclonius dawsoni Lambe, 1902
Monoclonius fissus Cope, 1876
Monoclonius flexus Brown, 1914
Monoclonius lowei Sternberg, 1940
Monoclonius nasicornus Brown 1917
Monoclonius recurvicornis Cope, 1889
Monoclonius sphenocerus Cope, 1889
Monolophosaurus jiangi Zhao et Currie, 1994
Montanoceratops cerorhynchus (Brown et Schlaikjer, 1942)
Morinosaurus typus Sauvage, 1874
"Morosaurus" agilis Marsh, 1889
Morosaurus impar Marsh, 1878
Morosaurus lentus Marsh, 1889
Morosaurus robustus Marsh, 1878
Mussaurus patagonicus Bonaparte et Vince, 1979
Muttaburrasaurus langdoni Bartholomai et Molnar, 1981
Mymoorapelta maysi Kirkland et Carpenter, 1994
Naashoibitosaurus ostromi Hunt et Lucas, 1993
Nanosaurus agilis Marsh, 1877
Nanosaurus rex Marsh, 1877
Nanotyrannus lancensis (Gilmore, 1946)
Nanshiungosaurus bohlini Dong et Yu, 1997
Nanshiungosaurus brevispinus Dong, 1979
Nemegtosaurus mongoliensis Nowinski, 1971
Nemegtosaurus pachi Dong, 1977
Neosaurus missouriensis Gilmore et Stewart, 1945
Neosodon "praecursor" Moussaye, 1885
Nigersaurus taqueti Sereno, Beck, Dutheil, Larsson, Lyon, Moussa, Sadleir, Sidor, Varricchio, Wilson G. P.& Wilson J. A., 1999
Nipponosaurus sachalinensis Nagao, 1936
Noasaurus leali Bonaparte et Powell, 1980
Nodocephalosaurus kirtlandi Sullivan, 1999
Nodosaurus textilis Marsh, 1889
Nomingia gobiensis Barsbold, Osmólska, Watabe, Currie & Tsogtbaatar, 2000
Notoceratops bonarelli Tapia, 1918
Notohypsilophodon comodorensis MartÌnez, 1998
Nqwebasaurus thwazi de Klerk, Forster, Sampson, Chinsamy & Ross, 2000
Nuthetes destructor Owen, 1854 partim
Ohmdenosaurus liasicus Wild, 1978
Oligosaurus adelus Seeley, 1881
Omeisaurus changshouensis Young, 1958
Omeisaurus fuxiensis Dong, Zhou, et Zhang, 1983
Omeisaurus junghsiensis Young, 1939
Omeisaurus luoquanensis Li, 1988
Omeisaurus tianfuensis He, Li, Cai, et Gao, 1984
Omosaurus armatus Owen, 1875
Omosaurus durobrivensis Hulke, 1887
Omosaurus hastiger Owen, 1877
Omosaurus leedsi Seeley, 1901 partim
Omosaurus lennieri Nopcsa, 1911
Omosaurus phillipsi Seeley, 1893
Omosaurus vetustus Huene, 1910
Onychosaurus hungaricus Nopcsa, 1902
Opisthocoelicaudia skarzynskii Borsuk-Bialynicka, 1977
Oplosaurus armatus Gervais, 1852
Orinosaurus capensis Lydekker, 1889
Ornatotholus browni (Wall et Galton, 1979)
Ornitholestes hermanni Osborn, 1903
Ornithomerus gracilis Seeley, 1881
Ornithomimoides barasimlensis Huene et Matley, 1933
Ornithomimoides mobilis Huene et Matley, 1933
Ornithomimus altus Lambe, 1902
Ornithomimus asiaticus Gilmore, 1933
Ornithomimus edmontonensis Sternberg, 1933
Ornithomimus elegans Parks, 1933
"Ornithomimus" grandis Marsh, 1890
Ornithomimus minutus Marsh, 1892
Ornithomimus sedens Marsh, 1892
Ornithomimus tenuis Marsh, 1890
Ornithomimus velox Marsh, 1890
Ornithopsis eucamerotus Hulke, 1882
Ornithopsis greppini Huene, 1922
Ornithopsis hulkei Seeley, 1870
"Ornithopsis" leedsi Hulke, 1887
Ornithopsis manseli Hulke (ex Lydekker, 1888)
Ornithotarsus immanis Cope, 1869
Orodromeus makelai Horner et Weishampel, 1988
Orthogoniosaurus matleyi Das Gupta, 1931
Orthomerus dolloi Seeley, 1883
Orthomerus weberi Riabinin, 1945
Othnielia nisti (Bakker et al., 1990)
Othnielia rex (Marsh, 1877)
Ouranosaurus nigeriensis Taquet, 1976
Oviraptor mongoliensis Barsbold, 1986
Oviraptor philoceratops Osborn, 1924
Ozraptor subotaii Long & Molnar, 1998
Pachycephalosaurus grangeri Brown et Schlaikjer, 1943
Pachycephalosaurus reinheimeri Brown et Schlaikjer, 1943
Pachycephalosaurus wyomingensis (Gilmore, 1931)
Pachyrhinocerus horneri (Sampson, 1995)
Pachyrhinosaurus canadensis Sternberg, 1950
Pachysauriscus ajax (Huene, 1907-08)
Pachysauriscus giganteus (Huene, 1932)
Pachysauriscus magnus (Huene, 1907-08)
Pachysauriscus wetzelianus (Huene, 1932)
Pachysaurus ajax Huene, 1907-08
Pachysaurus giganteus Huene, 1932
Pachysaurus magnus Huene, 1907-08
Pachysaurus wetzelianus Huene, 1932
Pachyspondylus orpenii Owen, 1854
Palaeosauriscus diagnosticus (Huene, 1932)
Palaeosauriscus fraserianus (Cope, 1878)
Palaeosaurus diagnosticus Huene, 1932
Palaeosaurus fraserianus Cope, 1878
Palaeoscincus africanus Broom, 1912
Palaeoscincus asper Lambe, 1902
Palaeoscincus costatus Leidy, 1856
Palaeoscincus latus Marsh,1892
Palaeoscincus rugosidens Gilmore, 1930
Panoplosaurus mirus Lambe, 1919
Paranthodon africanus (Broom, 1912)
Paranthodon owenii Nopcsa, 1929
Parasaurolophus cyrtocristatus Ostrom, 1961
Parasaurolophus tubicen Wiman, 1931
Parasaurolophus walkeri Parks, 1922
Parksosaurus warreni (Parks, 1926)
Paronychodon lacustris Cope, 1876
Parvicursor remotus Karhu et Rautian, 1996
Patagosaurus fariasi Bonaparte, 1979
Pawpawsaurus campbelli Lee, 1996
Pectinodon asiamericanus Nessov, 1985
Pectinodon bakkeri Carpenter, 1982
Peishansaurus philemys Bohlin,1953
Pekinosaurus olseni Hunt et Lucas, 1994
"Pelorosaurus" becklesii Mantell, 1852
Pelorosaurus conybearei (Melville, 1849)
Pelorosaurus humerocristatus (Hulke, 1874)
Pelorosaurus mackesoni (Owen, 1884)
Pentaceratops fenestratus Wiman, 1930
Pentaceratops sternbergii Osborn, 1923
Phaedrolosaurus ilikensis Dong, 1973
Phuwiangosaurus sirindhornae Bonaparte et Coria, 1993
Phyllodon henkeli Thulborn, 1973
Piatnitzkysaurus floresi Bonaparte, 1979
Pinacosaurus grangeri Gilmore, 1933
Pinacosaurus ninghsiensis Young, 1935
Pisanosaurus merti Casamiquela, 1967
Piveteausaurus divesensis (Walker, 1964)
Plateosaurus cullingworthi Haughton, 1924
Plateosaurus elizae Sauvage, 1907
Plateosaurus engelhardti Meyer , 1837
Plateosaurus erlenbergiensis Huene, 1907-08
Plateosaurus fraasianus Huene, 1932
Plateosaurus integer Fraas vide Huene, 1915
Plateosaurus longiceps Jaekel, 1914
Plateosaurus ornatus Huene, 1907-08
Plateosaurus plieningeri Huene, 1907-08
Plateosaurus poligniensis (Pidancet & Chopard, 1862)
Plateosaurus reinigeri Huene, 1907-08
Plateosaurus stormbergensis Broom, 1915
Plateosaurus trossingensis Fraas, 1914
Pleurocoelus altus Marsh, 1888
Pleurocoelus montanus Marsh, 1896
Pleurocoelus nanus Marsh, 1888
Pleurocoelus valdensis Lydekker, 1889
Pleuropeltus suessi Seeley, 1881
Podokesaurus holyokensis Talbot, 1911
Poekilopleuron bucklandii Eudes-Deslongchamps, 1838
Poicilopleuron schmidti Kiprijanov, 1883
Poicilopleuron valens Leidy, 1870
Polacanthoides ponderosus Nopcsa, 1929
Polacanthus becklesi Henning, 1924
Polacanthus foxii Hulke, 1881
Polacanthus rudgwickensis Blows, 1996
Polyodontosaurus grandis Gilmore, 1932
Polyonax mortuarius Cope, 1874
Prenocephale prenes Maryanska et Osmolska, 1974
Priconodon crassus Marsh,1888
Probactrosaurus alashanicus Rozhdestvensky, 1966
Probactrosaurus gobiensis Rozhdestvensky, 1966
Probactrosaurus mazongshanenesis Lu, 1997
Proceratosaurus bradleyi (Woodward, 1910)
Procheneosaurus convincens Rozhdestvensky, 1968
Procompsognathus triassicus Fraas, 1914
Prodeinodon kwangshiensis Hou, Yeh, et Zhao, 1975
Prodeinodon mongoliensis Osborn, 1924
Prosaurolophus blackfeetensis Horner, 1992
Prosaurolophus breviceps (Marsh, 1899)
Prosaurolophus maximus Brown, 1916
Protarchaeopteryx robusta Ji Q. & Ji S. A., 1997
Protiguanodon mongoliensis Osborn, 1923
Protoavis texensis Chatterjee, 1991
Protoceratops andrewsi Granger et Gregory, 1923
Protoceratops kozlowskii Maryanska et Osmolska, 1975
Protognathosaurus oxyodon Zhang, 1988
Protohadros byrdi Head, 1998
Psittacosaurus guyangensis Cheng, 1983
Psittacosaurus meileyingensis Sereno, Chao, Cheng, et Rao, 1988
Psittacosaurus mazongshanensis Xu, 1997
Psittacosaurus mongoliensis Osborn, 1923
Psittacosaurus neimongoliensis Russell et Zhao, 1996
Psittacosaurus ordosensis Russell et Zhao, 1996
Psittacosaurus osborni Young, 1931
Psittacosaurus protiguanodensis Young, 1958
Psittacosaurus sattayaraki Buffetaut et Suteethorn, 1992
Psittacosaurus sinensis Young, 1958
Psittacosaurus tingi Young, 1931
Psittacosaurus xinjiangensis Sereno et Chao, 1988
Psittacosaurus youngi Chao, 1962
Pteropelyx grallipes Cope, 1889
Pteropelyx marginatus (Lambe, 1902)
Pterospondylus trielbae Jaekel, 1914
Pyroraptor olympius Allain & Taquet, 2000
Qantasssaurus intrepidus Rich & Vickers-Rich, 1999
Quaesitosaurus orientalis Kurzanov et Bannikov, 1983
Rapator ornitholestoides Huene, 1932
Rebbachisaurus garasbae Lavocat, 1954
Rebbachisaurus tamesnensis Lapparent, 1960
Regnosaurus northamptoni Mantell, 1848
Revueltosaurus callenderi Hunt, 1989
Rhabdodon priscus Matheron, 1869
Rhabdodon septimanicus Buffetaut et Le Loeuff, 1991
Rhadinosaurus alcinus Seeley,1881
Richardoestesia gilmorei Currie, Rigby, et Sloan, 1990
Rhodanosaurus ludgunensis Nopcsa,1929
Rhoetosaurus brownei Longman, 1925
Riojasaurus incertus Bonaparte, 1969
Rioarribasaurus colberti Hunt et Lucas, 1991
Saichania chulsanensis Maryanska, 1977
Saltasaurus australis (Lydekker, 1893)
Saltasaurus loricatus Bonaparte et Powell, 1980
Saltasaurus robustus (Huene, 1929)
Saltopus elginensis Huene, 1910
Sanpasaurus yaoi Young, 1946 partim
Santanaraptor placidus Kellner, 1999
Sarcolestes leedsi Lydekker, 1893
Sarcosaurus andrewsi Huene, 1932
Sarcosaurus woodi Andrews, 1921
Saturnalia tupiniquim Langer, Abdala, Richter & Benton, 1999
Saurolophus angustirostris Rozhdestvensky, 1952
Saurolophus kryschtofovici Riabinin, 1930
Saurolophus osborni Brown, 1912
Sauropelta edwardsi Ostrom, 1970
Saurophaganax maximus Chure, 1995
Saurophagus maximus Ray, 1941
Sauroplites scutiger Bohlin,1953
Sauroposeidon proteles Wedel, Cifelli & Sanders, 2000
Saurornithoides junior Barsbold, 1974
Saurornithoides mongoliensis Osborn, 1924
Saurornitholestes langstoni Sues, 1978
Scelidosaurus harrisonii Owen, 1861
Scipionyx samniticus Dal Sasso et Signore, 1998
Scolosaurus cutleri Nopcsa, 1928
Scrotum humanum Brookes, 1763
Scutellosaurus lawleri Colbert, 1981
Secernosaurus koerneri Brett-Surman, 1979
Segisaurus halli Camp, 1936
Segnosaurus galbinensis Perle, 1979
Seismosaurus halli Gillette, 1991
Sellosaurus fraasi Huene, 1907-08
Sellosaurus gracilis Huene, 1907-08
Shamosaurus scutatus Tumanova, 1983
Shanshanosaurus huoyanshanensis Dong, 1977
Shantungosaurus giganteus Hu, 1973
Shanxia tianzhenensis Barrett, You, Upchurch et Burton, 1998
Shunosaurus lii Dong, Zhou, et Zhang, 1983
Shuvosaurus inexpectatus Chatterjee, 1993
Siamotyrannus isanensis Buffetaut, Suteethorn et Tong, 1996
Siluosaurus zhangqiani Dong, 1997
Silvisaurus condrayi Eaton, 1960
Sinocoelurus fragilis Young, 1942
Sinornithoides youngi Russell et Dong, 1994
Sinosauropteryx prima Ji et Ji, 1996
Sinosaurus triassicus Young, 1948
Sinraptor dongi Currie et Zhao, 1993
Sinraptor hepingensis (Gao, 1992)
Sphenospondylus gracilis Lydekker, 1888
Spinosaurus aegyptiacus Stromer, 1915
Spondylosoma absconditum Huene, 1942
Staurikosaurus pricei Colbert, 1970
Stegoceras breve Lambe, 1918
Stegoceras browni Wall et Galton, 1979
Stegoceras edmontonense (Brown et Schlaikjer, 1943)
Stegoceras lambei Sternberg, 1945
Stegoceras validum Lambe, 1918
Stegopelta landerensis Williston, 1905
Stegosaurides excavatus Bohlin,1953
Stegosaurus affinis Marsh, 1881
Stegosaurus armatus Marsh, 1877
Stegosaurus duplex Marsh, 1887
Stegosaurus durobrivensis (Hulke, 1887)
Stegosaurus longispinus Gilmore, 1914
Stegosaurus madagascariensis Pivetaut, 1926
Stegosaurus marshi Lucas, 1901
Stegosaurus priscus Nopcsa, 1911
Stegosaurus seeleyanus (Cope, 1879)
Stegosaurus stenops Marsh, 1887
Stegosaurus sulcatus Marsh, 1887
Stegosaurus ungulatus Marsh, 1879
Stenonychosaurus inequalis Sternberg, 1932
Stenopelix valdensis Meyer, 1857
Stenotholus kohleri Giffin, Gabriel et Johnson, 1987
Stereocephalus tutus Lambe, 1902
Stokesosaurus clevelandi Madsen, 1974
Strenusaurus procerus Bonaparte, 1969
Streptospondylus cuvieri Owen, 1842
Streptospondylus major Owen, 1842
Struthiomimus altus (Lambe, 1902)
Struthiomimus brevitertius Parks, 1926
Struthiomimus currelli Parks, 1933
Struthiomimus ingens Parks, 1933
Struthiomimus samueli Parks, 1928
Struthiosaurus austriacus Bunzel, 1871
"Struthiosaurus" transilvanicus Nopcsa, 1915
Stygimoloch spinifer Galton et Sues, 1983
Styracosaurus albertensis Lambe, 1913
Styracosaurus ovatus Gilmore, 1930
Styracosaurus parksi Brown et Schlaikjer, 1937
Suchomimus tenerensis Sereno, Beck, Dutheil, Gado, Larsson, Lyon, Marcot, Rauhut, Sadleir, Sidor, Varricchio, Wilson G. P. & Wilson, J. A., 1998
Supersaurus vivianae Jensen, 1985
Symphyrophus musculosus Cope, 1878
Syntarsus kayentakatae Rowe, 1989
Syntarsus rhodesiensis Raath, 1969
Syrmosaurus disparoserratus Maleev, 1952
Syrmosaurus viminicaudus Maleev, 1952
Szechuanosaurus campi Young, 1942
Szechuanosaurus yandonensis Dong, Chang, Li, et Zhou, 1978
Szechuanosaurus zigongensis Gao, 1993
Talarurus plicatospineus Maleev, 1952
Tangvayosaurus hoffeti Allain, Taquet, Battail, Dejax, Richir, Véran, Limon-Duparcmeur, Vacant, Mateus, Sayarath, Khenthavong, Phouyavong, 1999
Tanius chingkankouensis Young, 1958
Tanius laiyuangensis Zhen, 1976
Tanius sinensis Wiman, 1929
Tanystrophaeus posthumus Huene, 1908
Tanystrophaeus willistoni Cope, 1887
Tarascosaurus salluvicus Le Loeuff et Buffetaut, 1990
Tarbosaurus bataar (Maleev, 1955)
Tarbosaurus efremovi Maleev, 1955
Tarchia gigantea (Maleev, 1956)
Tarchia kielanae Maryanska, 1977
Tatisaurus oehleri Simmons, 1965
Taveirosaurus costai Antunes et Sigogneau-Russell, 1991
Tawasaurus minor Young, 1982
Technosaurus smalli Chatterjee, 1984
Tecovasaurus murryi Hunt et Lucas, 1994
Tehuelchesaurus benitezii Rich, Vickers-Rich, Gimenez, Cúneo, Puerta & Vacca, 1999
Teinurosaurus sauvagei (Huene, 1932)
Telmatosaurus transsylvanicus (Nopcsa, 1900)
Tendaguria tanzaniensis Bonaparte, Heinrich & Wild, 2000
Tenontosaurus tilletti Ostrom, 1970
Teratosaurus minor Huene, 1907-08
Teratosaurus trossingensis Huene, 1907-08
Tetragonosaurus cranibrevis Sternberg, 1935
Tetragonosaurus erectofrons Parks, 1931
Tetragonosaurus praeceps Parks, 1931
Texasetes pleurohalio Coombs, 1995
Teyuwasu barbarenai Kischlat, 1999
Thecodontosaurus antiquus Morris, 1843
Thecodontosaurus browni Huene, 1932
Thecodontosaurus diagnosticus Fraas, 1912
Thecodontosaurus dubius Haughton, 1924
Thecodontosaurus gibbidens Cope, 1878
Thecodontosaurus hermannianus Huene, 1907-08
Thecodontosaurus minor Haughton, 1918
Thecospondylus daviesi Seeley, 1888
Thecospondylus horneri Seeley, 1882
Therizinosaurus cheloniformis Maleev, 1954
Thescelosaurus edmontonensis Sternberg, 1940
Thescelosaurus garbanii Morris, 1976
Thescelosaurus neglectus Gilmore, 1913
Thescelosaurus warreni Parks, 1926
Thespesius edmontensis Gilmore, 1924
Thespesius occidentalis Leidy, 1856
Thespesius saskatchewanensis Sternberg, 1926
Tianchiasaurus nedegoapeferima Dong, 1993
Tichosteus aequifacies Cope, 1877
Tichosteus lucasanus Cope, 1877
Tienshanosaurus chitaiensis Young, 1937
Timimus hermani Rich et Vickers-Rich, 1994
Titanosaurus australis Lydekker, 1893
Titanosaurus blanfordi Lydekker, 1879
Titanosaurus dacus Nopcsa, 1915
Titanosaurus falloti Hoffet, 1942
Titanosaurus indicus Lydekker, 1877
Titanosaurus lydekkeri Huene, 1929
Titanosaurus madagascariensis Deperet, 1896
Titanosaurus montanus Marsh, 1877
Titanosaurus nanus Lydekker, 1893
Titanosaurus rahioliensis Mathur et Srivastava, 1929
Titanosaurus robustus Huene, 1929
"Titanosaurus" valdensis Huene, 1929
Tochisaurus nemegtensis Kurzanov et Osmolska, 1991
Tomodon horrificus Leidy, 1865
Tornieria dixeyi (Haughton, 1928)
Torosaurus gladius Marsh, 1891
Torosaurus latus Marsh, 1891
Torosaurus utahensis (Gilmore, 1946)
Torvosaurus tanneri Galton et Jensen, 1979
Trachodon altidens Lambe, 1902
Trachodon amurensis Riabinin, 1925
Trachodon atavus Cope, 1871
Trachodon cantabrigiensis Lydekker, 1888
Trachodon kysylkumense (Riabinin, 1931)
Trachodon longiceps Marsh, 1897
Trachodon marginatus Lambe, 1902
Trachodon mirabilis Leidy, 1856
Trachodon selwyni Lambe, 1902
Triceratops albertensis Sternberg, 1949
Triceratops brevicornus Hatcher, 1905
Triceratops calicornis Marsh, 1898
Triceratops elatus Marsh, 1891
Triceratops eurycephalus Schlaikjer, 1935
Triceratops flabellatus Marsh, 1889
Triceratops galeus Marsh, 1889
Triceratops hatcheri Lull, 1905
Triceratops horridus Marsh, 1889
Triceratops ingens Lull, 1915
Triceratops maximus Brown, 1933
Triceratops obtusus Marsh, 1898
Triceratops prorsus Marsh, 1890
Triceratops serratus Marsh, 1890
Triceratops sulcatus Marsh, 1890
Trimucrodon cuneatus Thulborn, 1973
Tripriodon caperatus Marsh, 1889
"Troodon" bexelli Bohlin, 1953
Troodon edmontoniensis Brown et Schlaikjer, 1943
Troodon formosus Leidy, 1856
Troodon sternbergi Brown et Schlaikjer, 1943
Troodon wyomingensis Gilmore, 1931
Tsagantegia longicranialis Tumanova, 1993
Tsintaosaurus spinorhinus Young, 1958
Tugulusaurus faciles Dong, 1973
Tuojiangosaurus multispinus Dong, Li, Zhou, et Zhang, 1977
Turanoceratops tardabilis Nessov, Kaznyshkina, et Cherepanov, 1989
Tylocephale gilmorei Maryanska et Osmolska, 1974
Tylosteus ornatus Leidy, 1872
Tyrannosaurus amplus (Marsh, 1892)
Tyrannosaurus bataar Maleev, 1955
Tyrannosaurus lanpingensis Yeh, 1975
Tyrannosaurus luanchuanensis Dong, 1979
Tyrannosaurus rex Osborn, 1905
Tyrannosaurus turpanensis Zhai, Zheng, et Tong, 1978
Udanoceratops tschizhoi Kurzanov, 1992
Ugrosaurus olsoni Cobabe et Fastovsky, 1987
Uintasaurus douglassi Holland, 1919
Ultrasaurus macintoshi Jensen, 1985
"Ultrasaurus" tabriensis Kim, 1983
Unenlagia comahuensis Novas et Puerta, 1997
Unquillosaurus ceibalii Powell, 1979
Utahraptor ostromaysorum Kirkland et al., 1993
Valdosaurus canaliculatus (Galton, 1975)
Valdosaurus nigeriensis Galton et Taquet, 1982
Vectisaurus valdensis Hulke, 1879
Velocipes guerichi Huene, 1932
Velociraptor mongoliensis Osborn, 1924
Velocisaurus unicus Bonaparte, 1991
Valdoraptor oweni (Lydekker, 1889)
Volkheimeria chubutensis Bonaparte, 1979
Vulcanodon Karibaenis Raath, 1972
Wakinosaurus satoi Okazaki, 1992
Walgettosuchus woodwardi Huene, 1932
Walkeria maleriensis Chatterjee, 1986
Wannanosaurus yansiensis Hou, 1977
Wuerhosaurus homheni Dong, 1973
Wuerhosaurus ordosensis Dong, 1994
Wyleyia valdensis Harrison et Walker, 1973
Xenotarsosaurus bonapartei Martinez, Gimenez, Rodriguez, et Bochatey, 1987
Xiaosaurus dashanpensis Dong et Tang, 1983
Xuanhanosaurus qilixiaensis Dong, 1984
Yandusaurus hongheensis He, 1979
Yandusaurus multidens He et Cai, 1983
Yangchuanosaurus hepingensis Gao, 1992
Yangchuanosaurus magnus Dong, Zhou, et Zhang, 1983
Yangchuanosaurus shangyouensis Dong, Chang, Li, et Zhou, 1978
Yaverlandia bitholus Galton, 1971
Yimenosaurus youngi Zhang, 1993
Yunnanosaurus robustus Young, 1951
Yunnanosaurus huangi Young, 1942
Zanclodon cambrensis Newton, 1899
Zanclodon laevis Plieninger, 1846 partim
Zanclodon plieningeri Fraas, 1896
Zanclodon quenstedti Koken, 1900
Zapsalis abradens Cope, 1876
Zephyrosaurus schaffi Sues, 1980
Zigongosaurus fuxiensis Hou, Chao et Chu, 1976
Zizhongosaurus chuanchengensis Dong, Zhou, et Zhang, 1983